-->

Sejarah Filsafat pada Masa Klasik

fikriamiruddin.com - Pada masa klasik ini dibagi dua, yakni klasik pada zaman Socrates, Plato dan Aristoteles dan klasik pada zaman Helenisme. Masa klasik pada zaman Socrates (470-399 SM.) kemudian dilanjutkan kepada muridnya Plato (428-348 SM.) dan diakhiri pada masa murid Plato, Aristoteles (384-322 SM.). Secara umum pada masa ini filsafat berkonsentrasi pada pemikiran mengenai makna manusia, kebenaran dan kebaikan.

Pada masa Helenisme (323 SM – 31 M) munculah beberapa mazhab filsafat yang banyak mengembangkan etika. Di antara mereka yang terkenal adalah Stoisisme, Epikurisme dan Neo-Platonisme. Lebih detailnya akan kita bahas bersama pada pembahasan selanjutnya.
Sejarah Filsafat pada Masa Klasik

1. Zaman Socrates, Plato dan Aristoteles

Puncak kejayaan filsafat Yunani sebenarnya terjadi pada periode zaman klasik. Pada zaman ini muncul para filosof-filosof besar seperti halnya Socrates, Plato dan Aristoteles. Pada zaman ini ditandai dengan kemunculan kelompok kaum sophis yang mengajarkan kepada pemuda Athena mengenai keunggulan retorika dan kebenaran subjektif. Menurut kaum ini manusia merupakan ukuran bagi segala sesuatu (homo mensura). Akibat dari ajaran ini, kemudian ukuran kebenaran menjadi relatif dan subjektif.

Dalam kondisi seperti ini kemudian munculah filosof terkemuka yakni Socrates (kurang lebih 470-399 SM.) yang mengungkapkan bahwasannya akal budi harus menjadi norma terpenting untuk seluruh tindakan kita. Socrates dengan berbagai pemikirannya selalu berusaha untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan, yakni dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah, di mana keduanya tidak dapat dipisahkan dikarenakan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.

Setelah Socrates, muncullah muridnya Plato (428-348 SM.). Seluruh filsafat Plato ini bertumpu pada ajaran mengenai “Dunia Ide”. Plato mengajarkan bahwa dunia yang sungguh-sungguh, yakni dunia dengan ide-ide yang abadi. Jiwa di dunia terkurung di dalam tubuh. Keadaan ini berarti keterasingan. Jiwa kita merindukan kembali “surga ide-ide”. Jiwa pernah berdiam dalam kebenaran ide-ide, maka dari itu pengetahuan mungkin sebagai hasil “mengingat”.

Baca Juga: Sejarah Filsafat: Masa Kuno

Selanjutnya adalah Aristoteles (384-322 SM.), dia adalah murid dari Plato. Meskipun demikian, dalam banyak hal dia tidak setuju dengan Plato. Berbeda dengan Plato mengenai persoalan kontradiktif antara tetap dan menjadi, Aristoteles menerima yang berubah dan menjadi, dengan bermacam-macam bentuknya, yang kesemuanya itu berada dalam dunia pengalaman sebagai realitas yang sesungguhnya. Itulahnya sebabnya filsafat Aristoteles disebut dengan realisme.

2. Zaman Helenisme

Helenisme diambil dari kata Yunani, Hellas. Helenisme adalah gerakan atau corak kebudayaan Yunani yang berkembang pada saat itu, yakni semasa setelah meninggalnya Kaisar Iskandar Agung (323 SM) sampai munculnya kekaisaran Romawi (31 SM). Kebudayaan Helenisme berpusat di tiga kota besar yakni Athena, Alexandria (di Mesir) dan Antiochia  (di Syria). Di temapat-tempat tersebut pengaruh Helenisme sangat signifikan sehingga melahirkan beberapa corak pemikiran filsafat yang menonjol pada masa tersebut.

Pada masa itu lahirlah Stoisisme, Epikurisme dan Neo-Platonisme. Stoisisme dengan tokohnya Zeno dari Kition (333-262 SM) sangat dikenal dengan pemikiran etikanya. Etika Stoisisme ini pada dasarnya mengajarkan bahwa manusia dapat mencapai kebahagiaan apabila dia bertindak sesuai dengan akal budinya. Sementara itu, Epikurisme yang dipelopori oleh Epikuros (341-270 SM) mengajarkan bahwa manusia harus mencari kesenangan sedapat mungkin.

Baca Juga: Definisi Filsafat Menurut Para Tokoh

Menurutnya kesenangan itu baik, asalkan tidak berlebihan. Sedangkan Neo-Platonisme yang dipelopori oleh filosof Mesir, Plotinos (205-270 M), mengajarkan bahwa seluruh kenyataan ini pada dasarnya terselenggara melalui proses “emanasi” yang berasal dari Yang Esa dan akan kembali ke Yang Esa lagi, berkat tarikan “eros” yakni kerinduan untuk kembali ke asal ilahi dari segala sesuatu.

Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: 9 Karakteristik Pemikiran Filsafat. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.

0 Response to "Sejarah Filsafat pada Masa Klasik"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel