-->

Tahapan dalam Ritual Islam

fikriamiruddin.com - Serangkaian ritus keagamaan dapat direduksi dalam satu pengertian menjadi tiga tahap di antaranya sebagai berikut. Pra pelaksanaan (pre-liminal) atau pemisahan (sparation). Pelaksanaan (liminal), transisi (transition). Pasca pelaksanaan (post-liminal), kebersamaan (aggregation). Rites de Passage versi Arnold van Gennep merupakan kerangka analisis untuk menuliskan pandangannya mengenai serangkaian ritus-ritus keagamaan, bertitik tolak dari yang profan, melewati ambang pintu dari yang suci.

Islam

Slametan yang dihadiri oleh famili di rumah sang calon haji merupakan simbol kesatuan mistikal dan sosial. Menurut Gandefroy-Demombynes apa yang sesungguhnya disebut rites de passage adalah serangkaian ritus-ritus keagamaan yang secara bersama-sama membentuk langkah pertama (pra-pelaksanaan/pre-liminal) seorang awam dalam keberadaan yang semakin dekat dengan kehidupan beragama.

Struktur haji, dalam terma-terma rites de passage: masa persiapan (mawsim al hajj), persiapan perbekalan dan teknis, terlihat adanya relevansi simbolik perjalanan teritorial. Ketika Victor Turner dalam analisisnya mengenai proses pelaksanaan haji, membicarakan hakikat dan watak tahap persiapan, di mana seorang calon haji berusaha untuk keluar dari lingkungan strukturalnya di rumah.

Menunjukkan penegasian (pemisahan/sparation) terhadap banyak gambaran afirmasi terhadap tatanan lain dari sesuatu dan hubungan-hubungan baru. Struktur sosial ini tidak dihilangkan, namun secara radikal disederhanakan. Hubungan-hubungan yang bersifat umum ditekankan. Pemisahan yang total dari ikatan-ikatan sosial pada saat sang haji memakai ihram, menjadi bukti dari apa yang oleh van Gennep, Turner, dilihat sebagai permulaan tahap pelaksanaan (liminal) atau transisi dalam seluruh proses ibadah haji.

Di mana para jama’ah haji telah tampil dalam wujudnya yang berubah, sebagai bayi yang baru lahir dari rahim ibunya. Puncak ibadah haji ditambah oleh serangkaian peribadatan yang sentral, esensial, dan dilakukan secara bersama-sama, tawaf, sa’i, wukuf, dan jumrah. Keseluruhan periode inilah yang dicirikan oleh liminalitas dilihat dari struktur sosial dan dengan alamiah, oleh Turner disebut sebagai anti-struktur sosial.

Baca Juga: Ruang dan Waktu dalam Ritual Islam

Atau suatu keterikatan yang muncul secara spontan dan dibangun secara normatif di antara makhluk manusia yang sejajar dan seimbang, bersifat total dan terindividualkan, lepas dari atribut-atribut struktural. Pengalaman komunitas ini jelas nampak dalam pelaksanaan haji. Kandungan ritual dan simboliknya membutuhkan analisis yang paling mendalam di dalam terma-terma rites de passage.

Martin dalam kajiannya mengenai haji melihat tawaf dan mencium atau menyentuh hajar aswad sebagai ibadah puncak dari perjalanan haji. Lebih umum, sajian deskriptif mengenai haji seperti yang dilakukan oleh para jama’ah secara jelas memperlihatkan kekuatan emosional dan tenggelamnya mereka dalam suatu kesatuan antara seluruh kaum dan dari seluruh dunia, dari seluruh jenis warna kulit dan kondisi.

Bahwa Makkah didatangkan jama’ah haji yang secara bertalu-talu menyuarakan talbiyah, itu sendiri dilihat dari sudut ruang dan waktu bersifat liminal dan terlepas dari keterikatan massa. Dalam tindakan-tindakan yang kaya akan makna simbolik yang menyertainya, di tengah-tengah sekian artefak keagamaan, para jama’ah haji berusaha untuk menemukan dalam transendensi keduniawian dan temporal beberapa perubahan dalam dirinya.

Dari dosa ke rahmat, suatu suasana yang pada saatnya akan membawa perubahan dalam dirinya. Maka dalam perjalanan haji yang melelahkan, kaum muslimin tidak memandangnya sebagai kerja yang melelahkan. Mereka melakukannya seakan-akan merupakan cara untuk menebus dosa atau untuk memperbesar kebajikan mereka. Perjalanan haji ini menjadi gambaran utama bahwa perjalanan itu merupakan kepergian dan keterpisahan secara sesungguhnya yang pertama.

Tidak saja dari masa lampau yang disesalkan namun juga dari struktur-struktur dan peran-peran sosial yang dijalani sehari-hari. Malcom X, seorang muslim Amerika, setelah menunaikan haji, ia menulis bahwa, dalam haji, kita telah dipaksa untuk menyusun kembali banyak pola pikir lama dan untuk membuang pandangan-pandangan yang kuno. Dalam penampilan lahiriahnya, banyak jama’ah haji yang merubah, sejak kepulangan mereka dari tanah suci.

Baca Juga: Fungsi Ritual dalam Islam

Memakai pakaian Arab, merubah nama, mendapat status baru dan dipanggil haji. Mereka juga merubah persepsinya mengenai Islam dan kaum muslimin, imperatif-imperatif dan kekuatan-kekuatannya. Dengan demikian, ia kini menjadi milik komunitas muslim yang luas. Dan menjelaskan kepada masyarakat desanya bahwa untuk tujuan itulah ia kembali. Proses inilah yang disebut dengan post-liminal/aggregation.

Ketiga tahapan tersebut menunjukkan bahwa haji dalam berbagai tradisi keagamaan dapat dipandang sejalan dengan pola ini. Tidak hanya haji saja, di mana secara eksplisit kawasan sakral, Makkah merupakan pusat dunia, namun intensitas kesakralan tempat ini dinyatakan kembali lima kali sehari ketika kaum muslimin melaksanakan shalat. Dan beberapa Hadis menjelaskan bahwa haji yang sukses mengandung suatu perubahan.

Perubahan dari apa ke apa? Van Gennep melihat rites de passage sebagai perubahan yang efektif, seorang individu dari posisi tertentu sebelumnya ke posisi yang lainnya. Turner dengan memanfaatkan konsep status dan peran yang lebih luas dan proses ritual keagamaan, melihat perubahan itu terjadi dari satu keadaan ke yang lainnya. 

Dalam hal ini, menurut Roff terdapat suatu pengertian di mana model perjalanan ritual rites de passage van Gennep sedikit lebih memiliki makna ketimbang mengelaborasi haji hanya sebagai sumber dari pencapaian status yang kemampuan paling tinggi hanya dapat mengemukakan tinjauan parsial dan eksternal terhadap fenomena haji dan menyepelekan makna religiusnya yang khusus.

Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Studi Ritual Islam. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.

1 Response to "Tahapan dalam Ritual Islam"

  1. Lucky Club Casino site – get $1000 casino bonus
    Lucky Club Casino is a licensed operator with a license from the Malta Gaming luckyclub.live Authority (MGA), a Malta Gaming Authority (MGA), and an approved Curacao

    BalasHapus

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel