-->

Perlunya Ilmu Sosial dalam Memahami Ajaran Agama Islam

fikriamiruddin.com - Abu Rabi mengungkapkan bahwa kejayaan Islam pada abad ke-15 dan 16 adalah ketika tiga kerajaan besar masih berjaya. Kerajaan Uthmani di Turki, Kerajaan Safavid di Persia, dan Kerajaan Mughal di India. Namun, kejayaan umat Islam mulai melemah pada awal abad ke-19, sebab dua alasan; pertama, stagnasi otoritas pusat dalam melakukan modernisasi sebelum kebangkitan bangsa Eropa, kedua, ekspansi Eropa ke dunia Islam.

Islam

Dalam merespon kolonialisme bangsa Eropa terdapat banyak pandangan. Apabila dijabarkan terdapat tiga hal yang harus dilakukan, antara lain modernisasi, nasionalisasi, dan revivalisasi. Tiga hal inilah yang menciptakan sejarah modern Islam. Dari tiga hal tersebut muncullah di dunia Islam kelompok-kelompok keagamaan yang disebut dengan Islamic revivalism. Gerakan ini bisa dibagi menjadi empat, yakni pre-colonialism (Wahhabiyyah), colonialism (NU-Muhammadiyah), post-colonialism (Jama’ah Jihad di Pakistan) dan Post-nation-state (FPI).

Ciri-ciri gerakan tersebut di atas dapat dilihat dari masing-masing bentuk institusi dan spiritualnya. Institusi membentuk pendidikan, politik, ekonomi dan hukum, sementara spiritual merupakan identitas kulturalnya. Maka dari keempat gerakan tersebut, dalam dunia Islam muncul dua bentuk pendidikan; tradisional dan modern. Pendidikan tradisional merupakan pendidikan yang mengandalkan hafalan dan fokus keilmuan yang absolut, sementara pendidikan modern merupakan pendidikan yang sudah dimodifikasi dengan model modern dan pendidikan kritis.

Dari berbagai macam bentuk pemikiran yang muncul, maka perlu kiranya dibedakan antara pemikiran Islam dan Islam. Pemikiran Islam merupakan semua bentuk cabang keilmuan yang berkembang di masyarakat Islam, seperti ilmu tafsir, ilmu Hadits, Kalam, Fikih dan Tasawuf, sementara Islam adalah suatu ajaran yang bersifat absolut. Maka ketika berbicara mengenai Islam, cukup penting untuk mengemukakan beberapa pemikiran.

Pertama, bahwa Islam telah menjadi persoalan filsafat, teologi, ideologi di dalam Arab modern dan pemikiran umat Islam. Beberapa orang mengungkapkan mengenai validitas Islam resmi (official Islam), sementara yang lain berbicara mengenai Islam populer (popular Islam). Dalam artian, bisa ditemukan Islam yang bermacam-macam dari sisi antropologi. Kedua, bahwa pemikiran Islam secara teologis sudah banyak dipengaruhi oleh politik.

Baca Juga: Peran Ilmu Sosial dalam Memahami Islam

Ketiga, bahwa Islam juga telah dikaji melalui pendekatan teks. Oleh karenanya, Abu Rabi menawarkan perlunya bantuan ilmu-ilmu sosial bagi para pengkaji ilmu-ilmu keislaman guna mempertajam analisisnya mengenai fenomena yang terjadi di dunia Islam. Hal inilah yang sering diabaikan oleh para pelajar muslim, terutama yang belajar mengenai hukum Islam. Sosiologi adalah ilmu yang menggambarkan mengenai keadaan masyarakat secara lengkap.

Dari sisi struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini, suatu fenomena sosial bisa dianalisa melalui beberapa faktor yang mendorong terjadinya hubungan, mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses tersebut. Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami Islam, sebab banyak ajaran Islam yang terkait dengan persoalan sosial.

Tidak mudah memang menjelaskan apa yang dimaksud dengan a social scientific approach, namun paling tidak terdapat beberapa faktor yang bisa menunjukkan adanya elemen-elemen dari pendekatan ilmu-ilmu sosial tersebut. Pertama, keyakinan mengenai adanya kemungkinan dan hasrat untuk bersikap objektif terhadap kekuatan yang membentuk perilaku manusia. Kedua, kecenderungan untuk mendekati kajian mengenai manusia dengan membagi aktivitas mereka ke dalam segmen-segmen yang berlainan.

Pendekatan ini membuat agama bisa dijelaskan secara objektif, sehingga perannya dalam masyarakat bisa dipahami. Kelemahan dari pendekatan ini adalah reduksionisme terhadap pandangan keagamaan manusia. Reaksi yang sering muncul terhadap pendekatan sosial adalah karenanya tercerabutnya beberapa referensi transendental dan diturunkannya ke dalam dunia material.

Elemen atau karakteristik ilmu sosial adalah kecenderungannya untuk mengkaji budaya manusia dari pendekatan interdisipliner, sehingga kurang begitu sukses dalam menjelaskan realitas agama. Selama ini para pemikir yang mengkaji mengenai beberapa sisi Islam tidak banyak menggunakan teori-teori sosial, baik dari sisi metodologis, terminologis serta problematikanya. Para orientalis, dalam kajian mereka menggunakan analisa yang tidak terlalu mendalam, di mana mereka hanya berangkat dari beberapa contoh dan kondisi sejarah yang berbeda dan mengkajinya dari sudut pandang ilmu-ilmu produk mereka.

Baca Juga: Konstruksi Teori dan Pendekatan dalam Kajian Keislaman

Sementara kajian keislaman yang dilakukan oleh orang Islam, tidak diiringi oleh ilmu-ilmu sosial, sehingga sangat kering. Hilangnya ilmu-ilmu sosial dan filsafat kritik dari lapangan ilmu syariah dapat dilihat dari fakta, bahwa semua pelajar dari dunia Islam (Timur), yang mendapatkan kesempatan untuk belajar ke Barat, hanya belajar mengenai ilmu-ilmu pasti dan administrasi bisnis, yang lepas nilai atau bebas kritik.

Alasannya, dikarenakan mereka beranggapan bahwa ilmu-ilmu keagamaan merupakan ilmu yang irrelevant. Mereka beranggapan bahwa ilmu sosiologi agama merupakan ilmu yang bisa membawa pengkajinya ke dalam bid’ah. Hal inilah yang perlu diubah dari pemikiran-pemikiran umat Islam pada masa sekarang.

Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Perkembangan Model Pendekatan dalam Kajian Islam. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.

0 Response to "Perlunya Ilmu Sosial dalam Memahami Ajaran Agama Islam"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel