-->

Mengenal Proses Parancangan Desain Grafis

fikriamiruddin.com - Dalam proses pembuatan desain, tentu seorang desainer sebaiknya sudah memiliki rancangan mulai dari ide, visi, pesan dan rancangan terkait desain yang akan dibuat dan diprosesnya. Tak jarang proses perancangan inilah yang kemudian oleh sebagian besar desainer dianggap sebagai proses yang paling menguras tenaga dan pikiran.

Oleh karenanya, para desainer perlu memperhatikan proses awal dalam perancangan sebuah desain grafis di antaranya sebagai berikut. Pertama, mencari kebutuhan informasi. Dalam hal ini, apabila kita ingin membuat sebuah desain grafis, maka perlu mengumpulkan beberapa kebutuhan informasi terkait dengan klien, produk, bahan, dan tujuan dalam proses pembuatan desain tersebut.

Kedua, yang bisa kita lakukan adalah membuat kerangka kerja. Setelah kita berhasil mendapatkan beberapa informasi kebutuhan, alangkah baiknya kita segera bergegas menyusun kerangka kerja agar tidak ada pengunduran atau pengulangan konsep serta sesuai dengan kesepatakan antara desainer dan klien. Susunan kerangka kerja minimal terdapat beberapa informasi seperti kebutuhan desain, tema, data yang dibutuhkan, dan batas waktu.

Karangka kerja ini seringkali juga disebut sebagai konsep. Dalam hal ini, konsep bisa didapatkan dari pihak non-grafis seperti ekonomi, politik, hukum, budaya, dan lain sebagainya yang ingin diterjemahkan atau diinterpretasikan ke dalam bentuk visual. Oleh karenanya, desain grafis menjadi desain komunikasi visual dikarenakan dapat bekerja untuk membantu pihak yang membutuhkan solusi secara visual.

Ketiga, mencari ide kreatif. Dalam hal ini, proses mencari dan menetapkan ide kreatif merupakan salah satu tahap penting dikarenakan tahapan ini dapat menjadi salah satu indikator nilai jual seorang desainer. Proses pencarian dan penetapan sebuah ide dapat muncul dari berbagai sumber dan cara.

Beberapa cara dan sumber dalam penggalian atau pencarian ide kreatif dapat ditempuh melalui proses penyusunan sketsa-sketsa ide, tukar pikiran, atau mungkin bisa juga dengan melihat dan memodifikasi karya desain yang sudah ada. Namun, yang terpenting dari semua itu adalah menghindari plagiarisme.

Dalam proses mencari ide juga diperlukan studi banding, studi literasi, wawasan luas, diskusi, wawancara, observasi, dan lain sebagainya agar desain yang kita produksi bisa efektif dan mudah diterima oleh target sasaran serta dapat menghadirkan kesan tertentu yang sulit dilupakan. Terkadang untuk mendapat sebuah ide, diperlukan suatu kegilaan, membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan membenturkan atau membuat suatu yang paradoks.

Baca Juga: Komponen Penting Desain Grafis yang Harus Diketahui

Keempat, visualisasi. Setelah ide didapatkan maka proses berikutnya adalah menetapkan visualisasi dengan pemilihan atau fokus pada hal-hal teknis desain seperti layout, background, pemilihan jenis huruf (font), warna, atau elemen desain lainnya. Dalam proses visualisasi ini juga ada yang namanya finishing. Dalam proses ini, kita akan mengecek kembali secara visual bagian mana yang kurang menarik untuk dapat diperbaiki kembali.

Misalnya, informasi dan data estetis telah tersusun rapi, namun tetap masih kurang menarik. Sama halnya dengan konsep bangunan, meskipun denahnya sudah sesuai rencana, bentuknya sudah unik, namun apabila tidak ada unsur keramik, batu alam, tanaman, teralis atau pagar, maka bangunan tersebut terasa kurang, seperti belum selesai atau belum finishing.

Begitu pula dengan desain grafis, agar tampilan desain grafis kita megah dan mewah secara visualisasi maka diperlukan penambahan detail berupa tekstur, efek, cahaya atau bahkan bentuk-bentuk yang harmonis dan teratur. Dalam efek, software yang baik digunakan di antaranya adalah adobe Photoshop dan Adobe After Effetcts atau bahkan 3DstudioMax.

Sebagai tambahan, kita juga perlu memperhatikan proses pemilihan warna agar visualisasi terlihat lebih menarik. Misalnya target usia berapa karya kita akan ditampilkan. Apabila usia remaja, pemakaian warna cerah akan lebih cocok. Sedangkan apabila usia lanjut, kita bisa hanya menggunakan warna hitam putih saja atau biasa kita kenal dengan Grayscale.

Kelima, media. Media digunakan sebagai sarana untuk mencapai target atau sasaran yang dituju. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan studi kelayakan media yang cocok dan efektif untuk mencapai tujuan. Misalnya, bisa menggunakan media cetak, elektronik, luar ruang, dan lain sebagainya.

Keenam, persiapan data. Persiapan data berupa teks atau gambar terlebih dahulu harus kita pilah dan seleksi. Misalnya, apakah data itu sangat penting sehingga harus tampil atau kurang penting sehingga bisa ditampilkan lebih kecil, samar atau bahkan tidak ditampilkan sama sekali. Dalam hal ini, data bisa berupa data informatif atau data estetis. Data informatif bisa berupa bingkai, background, efek grafis garis atau bidang.

Untuk desain dengan menggunakan komputer, data harus dalam format digital. Oleh karenanya peralatan yang diperlukan untuk mengubah data analog ke digital seperti Scanner, Camera digital akan sangat membantu.

Baca Juga: Informasi Beasiswa Kuliah Penuh Pemerintah Brunei Darussalam untuk S1 dan S2 Terlengkap

Ketujuh, produksi. Setelah proses perancangan desain selesai, tentu kita akan menemui yang namanya produksi. Dalam hal ini, hasil desain kita sebaiknya terlebih dahulu di proofing (print preview sebelum cetak mesin). Apabila warna dan komponen grafis lain tidak ada kesalahan, maka desain kita siap untuk dicetak dan diperbanyak.

Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Lelucon Sebagai Alternatif Perlawanan. Terima kasih banyak semoga bermanfaat dan sukses selalu.

0 Response to "Mengenal Proses Parancangan Desain Grafis"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel