-->

Kiai As’ad Syamsul Arifin, Penyampai Isyarah Langit dalam Pendirian Nahdlatul Ulama

fikriamiruddin.com - Dalam proses pendirian Nahdlatul Ulama (NU) setidaknya terdapat empat nama ulama yang memiliki peran penting. Pertama, Kiai Wahab Hasbullah yang dikenal sebagai pencetus ide. Kedua, Kiai Hasyim Asy’ari sebagai tokoh pemegang kunci. Ketiga, Syaikhona Muhammad Kholil sebagai penentu berdirinya NU. Keempat, Kiai As’ad Syamsul Arifin sebagai penyampai isyarah langit dari Syaikhona Kholil.

Kiai As'ad Syamsul Arifin

Nah, dalam tulisan sederhana ini akan membahas lebih jauh mengenai sosok Kiai As’ad Syamsul Arifin. Hal itu lantaran beliau juga yang telah meneguhkan sikap dan pandangan Kiai Hasyim Asy’ari untuk mendirikan jam’iyah sekaligus jama’ah Nahdlatul Ulama.

Kiai adalah sebutan tokoh agama (ulama) yang umum dikenal di Jawa dan Madura, dan mungkin beberapa daerah lain di Indonesia. Secara historis, kiai cukup memiliki peran sentral tidak hanya dalam persoalan agama, namun juga persoalan-persoalan sosial lainnya yang berkembang di tengah masyarakat.

Kiai As’ad Syamsul Arifin lahir pada tahun 1897 M di Syi’ib Ali sebuah perkampungan kecil tak jauh dari Masjidil Haram, Mekah. Beliau lahir dari pasangan Raden Ibrahim dan Siti Maimunah. Secara ringkas silsilah beliau dari pihak ayah bersambung sampai Raden Rahmat (Sunan Ampel). Sedangkan dari nenek, Khadijah binti Ismail bersambung sampai ke Sunan Kudus.

Sesaat setelah lahir, Kiai As’ad langsung dibawa oleh Raden Ibrahim menuju Ka’bah. Mengingat jarak antara Syi’ib Ali dan Ka’bah yang cukup dekat, sehingga Raden Ibrahim membisikkan kalimat adzan tepat di sisi Baitullah. Saat itu juga Sang Ayah kemudian memberi nama bayi laki-laki itu dengan nama As’ad.

Baca Juga: Makna Hidayah dan Aplikasinya dalam Teologi Islam

Kemudian pada usia enam tahun Kiai As’ad Syamsul Arifin dibawa pulang ke Pondok Pesantren Kembang Kuning, Pamekasan, Madura. Setelah lima tahun menetap di Pamekasan, Raden Ibrahim mengajak Kiai As’ad pindah ke Asembagus, Situbondo untuk menyiarkan agama Islam.

Sejak usia 12 tahun, Kiai As’ad sudah melakukan perjalanan mencari ilmu dari satu pesantren ke pesantren lain. Perjalanannya dimulai dari Ponpes Sidogiri Pasuruan, kemudian pindah ke Ponpes Langitan, Tuban, setelah itu beliau pindah ke Bangkalan dan belajar langsung di bawah asuhan Syaikhona Kholil Bangkalan.

Nah, ketika beliau berada di Bangkalan inilah kemudian Syaikhona Kholil mengutusnya untuk mengantarkan sebuah tongkat kepada Kiai Hasyim Asy’ari di Tebuireng, Jombang. Peran yang dilakoninya tentu tidak mudah, mengingat jarak antara Bangkalan dan Tebuireng yang cukup jauh ditempuh pada masa itu.

Belum lagi perjalanan tersebut dilakukan pada masa penjajahan, tentu memiliki risiko yang cukup besar. Namun, beliau berhasil melewatinya, sehingga setahun kemudian Kiai As’ad kembali lagi ke Tebuireng dengan membawa sebuah tasbih untuk diberikan kepada Kiai Hasyim Asy’ari.

Hadiah tongkat dan tasbih tersebut kemudian diyakini Kiai Hasyim Asy’ari sebagai isyarah bahwa keinginannya untuk mendirikan jam’iyah di kalangan ulama pesantren terkabul. Dalam hal ini, tongkat adalah simbol kepemimpinan, sedangkan tasbih adalah simbol spiritualitas yang harus dimiliki para pemimpin. Lantas Kiai Hasyim menyambut baik ide dari Kiai Wahab untuk mendirikan jam’iyah Nahdlatul Ulama.

Baca Juga: Jawaban yang Ditawarkan dalam Teologi Islam

Peristiwa simbolik pemberian tongkat dan tasbih itu tentu berkaitan dengan jam’iyah sekaligus jama’ah. Mengingat jam’iyah dan jama’ah merupakan satu kesatuan mengikat yang bersifat simbiosis, hal itu lantaran jam’iyah hadir karena adanya jama’ah, begitu pun sebaliknya. Sehingga memadukan antara keduanya dalam ritme gerakan yang harmonis tentu sebuah keniscayaan.

Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Makna Taklif Pembebanan dalam Teologi Islam. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.

0 Response to "Kiai As’ad Syamsul Arifin, Penyampai Isyarah Langit dalam Pendirian Nahdlatul Ulama"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel