-->

Pembelajaran Seni Bela Diri melalui Aktivitas Pencak Silat

fikriamiruddin.com - Di Indonesia istilah pencak silat baru mulai digunakan setelah didirikannya organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Sebelumnya, di daerah Sumatera lebih dikenal dengan istilah Silat, sedangkan di tanah Jawa mayoritas mengenalnya dengan istilah Pencak Silat. Pada era kepemimpinan Eddie M. Nalapraya, Indonesia sebagai pendiri mempunyai hasrat untuk mengembangkan pencak silat ke mancanegara.

Pencak Silat

Sehingga kemudian berdirilah Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (PERSILAT) pada tanggal 11 Maret 1980 bersama Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Keempat negara tersebut kemudian dinyatakan sebagai negara-negara pendiri internasional pencak silat. Upaya pengembangan pencak silat yang dipelopori oleh Indonesia dan anggota PERSILAT lainnya sampai saat ini berhasil menambah anggota PERSILAT.

Penambahan anggota ini memberikan dampak pada usaha IPSI dan anggota PERSILAT lainnya untuk memasukkan pencak silat ke multi event di tingkat Asia, yakni Asian Games, dengan membentuk organisasi pencak silat Asia Pasific pada bulan Oktober 1999. Organisasi pencak silat Indonesia atau biasa dikenal IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, diprakarsai oleh Mr. Wongsonegoro yang saat itu menjabat sebagai ketua Pusat Kebudayaan.

Pencak silat atau silat adalah sebuah seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, dan Thailand. Pencak silat ini merupakan olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Dalam hal ini, terdapat beberapa pengaruh budaya dari mulai Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam. Setidaknya terdapat empat aspek utama dalam pencak silat di antaranya sebagai berikut.

Pertama, aspek mental spiritual. Yakni pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulai seseorang. Para pendekar pencak silat pada zaman dahulu seringkali harus melewati beberapa laku spiritual kebatinan untuk mencapai tingkatan tertinggi dalam keilmuannya. Kedua, aspek seni budaya. Yakni budaya dan permainan seni pencak silat salah satu aspek yang cukup penting.

Istilah pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional. Ketiga, aspek bela diri. Yakni kepercayaan dan ketekunan diri cukup penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat. Keempat, aspek olahraga. Yakni aspek fisik dalam pencak silat cukup penting.

Baca Juga: Pembelajaran Atletik melalui Aktivitas Tolak Peluru

Para pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi atau pertandingan pencak silat adalah bagian dari aspek ini. Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda, dan beregu.

Secara sederhana, para pesilat bisa dibagi ke dalam beberapa tahap atau tingkat kemahiran di antaranya sebagai berikut. Pertama, pemula, yakni pesilat yang baru belajar mengenai teknik dasar seperti kuda-kuda, teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan, tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar perguruan dan jurus standar IPSI. Kedua, menengah, yakni pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar.

Selain itu juga pemahaman dan variasi dalam hal ini akan mulai terlihat baik secara minat dan bakat. Ketiga, pelatih, yakni hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula dan menengah akan membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya. Dalam hal ini, pesilat akan diberikan teknik-teknik beladiri perguruan, di mana teknik ini hanya diberikan kepada orang yang memang dipercaya.

Selain itu juga mampu secara teknik maupun moral, hal itu lantaran biasanya teknik bela diri merupakan teknik tempur yang cukup efektif dalam melumpuhkan lawan dan cukup mematikan. Keempat, pendekar, yakni merupakan pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, dan mereka berhak mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.

Peraturan dalam pertandingan pencak silat di Indonesia mengenal beberapa ketentuan pertandingan. Hal tersebut meliputi ketentuan di antaranya kemenangan, ketentuan hukum pesilat, dan ketentuan penilaian.

Sedangkan teknik yang harus dipelajari dalam pencak silat di antaranya adalah sebagai berikut. Pertama, sikap dasar pencak silat. Teknik pertama yang harus dilakukan atau dipelajari adalah sikap dasar dari pencak silat, sikap ini merupakan sikap-sikap statis. Terbentuknya sikap dasar ini juga sebagai pondasi pembentukan gerak teknik untuk pesilat selanjutnya, yang meliputi sikap jasmani dan sikap rohani.

Baca Juga: Pembelajaran Atletik melalui Aktivitas Jalan Cepat

Sikap dasar tersebut di antaranya sikap hormat, yakni sikap hormat atau sikap tegak yang digunakan sebagai penghormatan terhadap lawan. Posisi sikap hormat ini berupa badan tegap diikuti dengan kaki yang rapat serta tangan berada di depan. Posisi dada terbuka yang rapat dengan jari-jari pada tangan serta pandangan menghadap ke arah atas.

Kemudian ada sikap tegak dan sikap duduk. Sikap duduk sendiri terbagi menjadi empat di antaranya sikap sila, sikap duduk, sikap simpuh, dan sikap sempok atau dempok. Selanjutnya ada sikap pasang, yakni terdiri di antaranya sikap pasang satu, dua, dan lain sebagainya. Sementara itu, terdapat juga kuda-kuda dalam pencak silat.

Selanjutnya yang dibutuhkan pada waktu pembentukan gerakan adalah arah. Terdapat beberapa arah yang perlu dipahami ketika belajar seni bela diri pencak silat yakni 8 arah penjuru di antaranya arah belakang, serong kiri belakang, samping kiri, serong kiri depan, depan, serong kanan depan, samping kanan, dan serong kanan belakang.

Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Permainan Bola Kecil melalui Aktivitas Permainan Softball. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.

0 Response to "Pembelajaran Seni Bela Diri melalui Aktivitas Pencak Silat"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel