-->

Demo Anarkis Adalah Bukti Lemahnya Logika Kita di Tengah Kerumunan

fikriamiruddin.com - Beberapa hari ini aliansi buruh, mahasiswa, dan pelajar mengadakan demo secara serentak hampir di berbagai wilayah di Indonesia. Tentu yang mereka perjuangkan adalah nasib rakyat Indonesia yang terus dijajah oleh bangsanya sendiri.

Demo

Bagaimana tidak? UU Cipta Kerja yang justru merugikan rakyat itu disahkan begitu saja secara kilat oleh DPR pada masa pandemi. Bertepatan dengan rakyat yang masih berjuang melawan corona, memulihkan ekonomi, dan mencari lapangan kerja.

Padahal, Omnibus Law UU Cipta Kerja ini mendapat kecaman dari berbagai pihak di antaranya organisasi keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah, para akademisi, aliansi buruh, mahasiswa, beberapa investor, dan bahkan hampir semua elemen masyarakat.

Karena itu, banyaknya elemen masyarakat yang turut serta dalam menyuarakan aspirasi dengan pendekatan demonstrasi turun ke jalan tentu bukan tanpa alasan. Hal itu lantaran yang diperjuangkan adalah keadilan dan kebenaran yang harus ditegakkan.

Namun, patut disayangkan sebenarnya lantaran hampir semua demo yang terjadi beberapa hari ini harus berakhir rusuh. Akibatnya banyak sekali kawan-kawan mahasiswa, buruh, dan pelajar yang terluka dan sebagian bahkan masih dinyatakan hilang.

Bahkan, sampai tulisan ini ditulis kawan-kawan peserta demo di Surabaya yang dinyatakan hilang tersebut beberapa masih belum diketahui kondisinya. Ditambah lagi kawan-kawan relawan dari LBH belum bisa membebaskan peserta demo yang tertangkap.

Padahal, menyuarakan aspirasi dengan pendekatan demonstrasi turun ke jalan merupakan salah satu cara yang dibenarkan untuk menyampaikan pendapat dalam negara demokrasi. Meskipun demikian, terkadang ulah beberapa oknum entah itu pendemo atau aparat bisa dengan mudah menyulut emosi massa yang semula tenang menjadi bergejolak.

Baca Juga: Menyuarakan Aspirasi Pendekatan Demonstrasi Kurang Efektif Dilakukan di Kampus Sendiri

Akhirnya, bentrokan antara kedua belah pihak tentu tidak bisa dihindarkan. Sehingga kemudian tak jarang marak aksi anarkis yang berujung perusakan fasilitas umum dan bahkan kendaraan aparat keamanan.

Demonstrasi yang berakhir rusuh tersebut biasanya disebabkan oleh lemahnya koordinasi antara beberapa elemen peserta demo. Sehingga kemungkinan besar ada beberapa oknum yang berbuat menyimpang dari tujuan awal yang diperjuangkan.

Karena itu, dalam proses demonstrasi peran koordinator lapangan (korlap) tentu sangat penting. Lantaran bisa mengendalikan massa yang merupakan bagian dari masing-masing koordinator. Dengan demikian, oknum yang bertindak seenaknnya sendiri atau di luar jalur koordinasi pasti akan dikucilkan dan hanya dianggap sebagai biang kerok kerusuhan.

Terlepas dari itu, maraknya aksi demo yang berujung pada aksi anarkis di Indonesia adalah bukti bahwa kita masih begitu mudah tersulut emosi. Meluapkan emosi kemarahan sah-sah saja, apabila tetap tertib dan tidak merugikan orang lain.

Namun, kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah ketika ada oknum yang berbuat onar, maka dengan mudahnya menular ke orang-orang di sekitarnya. Hal seperti itu dalam ilmu sosial biasa disebut dengan logika kerumunan.

Logika kerumunan bisa terjadi ketika kita kehilangan kesadaran diri secara penuh atau tidak bisa berpikir jernih, sehingga ketika ada oknum yang menyulut untuk melakukan sesuatu, maka tanpa disadari kita akan mengikutinya tanpa pernah menimbang.

Dalam kondisi seperti itu biasanya seseorang akan dengan mudah mengikuti tindakan yang salah sekalipun. Sehingga dalam logika kerumunan, tindakan salah apabila dilakukan serentak atau bersama-sama maka seolah-olah akan terlihat benar.

Jadi, agar tidak terjebak logika kerumunan, biasanya koordinator lapangan (korlap) aksi demo akan mengondisikan masing-masing massa yang dibawanya untuk tetap tenang dan tidak terpancing provokasi.

Baca Juga: Pengalaman Jadi Korban Penipuan Berkedok Lowongan Kerja

Logika kerumunan tidak hanya bisa terjadi pada kalangan peserta demo, namun juga aparat keamanan. Hal itu bisa dilihat ketika ada oknum aparat keamanan yang memukul atau menendang salah satu peserta demo.

Maka, secara serentak tanpa dikoordinir para anggota aparat keamanan yang lain akan turut serta ikut untuk memukul dan menendang tanpa pernah menimbang atau mencari tahu duduk persoalan yang terjadi.

Dalam kondisi seperti ini biasanya massa atau kerumunan akan sulit untuk dikondisikan, disadarkan, atau dikendalikan. Sehingga tak jarang banyak tindakan tanpa terkendali yang berujung merusak dan mencederai orang lain.

Oleh karena itu, entah kita sebagai peserta demo atau aparat keamanan, alangkah baiknya berlatih untuk mengendalikan emosi, kejernihan berpikir, dan menjaga ketenangan. Agar ketika berada di tengah kerumunan, logika kita tidak menjadi lemah dan mudah untuk ikut-ikutan apa yang dilakukan oleh orang lain di sekitar.

Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Jasa Sebar Brosur, Pekerjaan Alternatif Bagi Mahasiswa. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.

0 Response to "Demo Anarkis Adalah Bukti Lemahnya Logika Kita di Tengah Kerumunan"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel