-->

Basic Life Support dalam Kegiatan Alam Bebas

fikriamiruddin.com - Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar adalah suatu keahlian dasar dalam menjaga peredaran darah dan pernafasan pada korban termasuk dalam kegiatan alam bebas yang pernafasan atau jantungnya mulai berhenti. Jika terdapat korban yang mengalami gagal sistem pernafasan, serangan jantung, atau tersambar petir, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menjaga korban tersebut.

Agar korban tersebut dapat bertahan hidup hingga datangnya bantuan dari tenaga medis kita bisa melakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation). Sebaiknya juga kita sebagai pendaki gunung mempelajari teknis melakukan CPR. Berikut ini adalah urutan pengecekan dan cara melakukan Basic Life Support di antaranya:
Basic Life Support/Bantuan Hidup Dasar dalam Kegiatan Alam Bebas

1. Periksalah apakah korban dalam kondisi pingsan?

Hal ini dapat kita lakukan dengan menggoyangkan atau memukul perlahan dan tanyakan apakah korban tidak apa-apa? Jika tidak ada jawaban, maka segeralah bergegas untuk melakukan langkah selanjutnya.

2. Buka Aliran Udara

Dalam hal ini kita bisa meluruskan kepala dan menaikkan dagu. Kemudian perhatikan, dengarkan dan rasakan nafasnya. Setelah itu, jika dirasa tidak ada tanda-tanda pernafasan, maka lanjutkanlah pada langkah berikutnya.

3. Berikan Empat Kali Pernafasan Secara Cepat

Dalam hal ini kita bisa menutup hidungnya dan memberikan empat kali pernafasan. Jika udara tidak mau masuk, atur ulang posisi korban hingga terlentang sempurna tanpa ada ganjalan di bawah badannya, kemudian luruskan kepalanya dan angkat dagunya. Untuk hasil lebih sempurna lakukanlah lagi langkah 2 dan 3 sampai udara dapat masuk dengan sempurna.

Baca Juga: Cara Efisien untuk Mencari Pertolongan Saat Tersesat di Hutan

4. Periksa Denyut Nadi

Periksalah denyut nadinya paling tidak 10 detik hingga satu menit, jika mungkin korban dalam keadaan menderita Hypothermia yang cukup parah. Jika terdapat denyut nadi, akan tetapi tidak ada nafas, maka kita dapat melakukan dengan segera pernafasan buatan.

Pernafasan buatan ini dilakukan dengan selang 2 kali nafas setiap 15 detik (cara menghitungnya: satu dan dua dan tiga dan empat...dan lima belas, nafas, nafas...). Jika tidak terdapat denyut nadi atau nafas, silahkan lanjutkan pada langkah berikutnya.

5. Carilah bagian tengah dari tulang dada dan tempatkanlah kedua tangan di atas dada

Kemudian luruskanlah kepala dan naikkan dagu kemudian periksalah pernafasan. Berikan dua pernafasan, kemudian posisikan tangan tepat di tengah dada, selanjutnya tekan kerasa ke bawah dua inchi sebanyak 15 kali. Lanjutkan 2 kali hembusan nafas dan 15 kali memompa hingga terdapat respon dari korban.

6. Penekanan pada dada dan memberikan pernafasan buatan

Tekanlah lurus ke bawah dengan posisi siku yang lurus. Tekan ke bawah 1,5 hingga 2 cm. Jika yang melakukan satu orang, buat selangnya 15 kali tekanan dan 2 kali hembusan udara/nafas (cara menghitungnya: satu dan dua dan tiga dan empat dan seterusnya hingga lima belas, kemudian nafas, nafas...).

Jika yang melakukan adalah dua orang, buat selangnya 5 kali tekanan dan 1 kali hembusan udara/nafas (cara menghitungnya: satu, dua, tiga, ... lima, nafas).

Baca Juga: 7 Langkah dalam Menghadapi Kecelakaan di Alam Bebas

Cara Memindahkan Korban

Dalam hal ini ada saat korban perlu kita pindahkan pada saat akan menolongnya atau saat mengeluarkannya dari situasi yang berbahaya. Dalam banyak kasus, kita mungkin akan memberikan perhatian pada kemungkinan cedera tulang punggung. Jadi dalam hal ini sangat penting untuk memindahkan korban sebagai satu kesatuan unit. Jaga tulang punggungnya agar tidak membengkok atau melintir.

Dalam proses pemindahan korban ini perlu diperhatikan beberapa hal di antaranya pindahkan korban dalam tahapan kecil, satu orang harus menahan kepala korban dan mengambil ancang-ancang yang bersamaan. Pastikan saat mengangkatnya semua siap dengan bersamaan.

Jika memungkinkan tempatkan orang pada setiap pusat berat tubuh korban untuk mengontrolnya termasuk bahu, pinggang, dan kaki. Jika korban diperkirakan mengalami cedera patah tulang belakang, jangan pindahkan korban tanpa menggunakan penyangga leher dan dengan dukungan papan penyanggah.

Dalam hal ini terdapat dua teknik dalam memindahkan korban adalah sebagai berikut:

1. Memindahkan dengan Cara Mengangkat

Satu orang pada bagian kepala dan paling tidak satu orang pada setiap pusat daerah berat tubuh termasuk bahu, pinggang, dan kaki. Orang yang mengangkat kepala harus memastikan semuanya siap. Ia akan memberikan aba-aba pada semua pengangkat untuk memulai mengangkat secara sejajar dan memindahkannya dengan cara perlahan, tergantung jaraknya.

Bisa saja jaraknya dekat dan hanya bergeser tidak jauh dari posisi semula, atau bisa juga semua orang yang mengangkatnya harus berdiri dan memindahkannya pada jarak yang lebih jauh.

2. Memindahkan dengan Cara Menggulirkan

Penolong pertama pada bagian kepala, menjaga kepala tetap stabil selama proses pengguliran dan memberikan aba-aba pada penolong lainnya. Kemudian penolong kedua berlutut di dekat dada korban dan meraih bahu dan lengan atas korban. Penolong ketiga berlutut dekat pinggang korban dan meraih pinggang bagian bawah dan tulang panggul.

Penolong keempat bersiap di samping korban dengan matras atau tandu yang siap digeserkan pada saat tubuh korban digulirkan. Kemudian penolong pertama memberikan aba-aba, dan seluruh penolong perlahan menggulirkan korban ke atah mereka. Jaga agar tubuh korban tetap sejajar.

Penolong pertama menahan kepala dan memutarnya seiring dengan gerak gulir dari penolong lainnya. Setelah matras atau tandu ditempatkan kembali komando pada penolong pertama. Kemudian penolong pertama memberikan komando kembali, dan kemudian kembali semua prosedur tadi diulang untuk menggulirkan balik tubuh korban ke atas matras atau tandu.

Teknik memindahkan korban dengan cara menggulirkan ini juga dapat dilakukan dengan tiga sampai empat orang penolong. Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Survival Kit yang Harus Dimiliki oleh Pendaki Gunung. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
#SalamLestari

0 Response to "Basic Life Support dalam Kegiatan Alam Bebas"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel