-->

Pendakian dan Napak Tilas Situs Gunung Pawitra Via Jolotundo

Candi Lurah

fikriamiruddin.com - Kali ini kami akan sedikit bercerita mengenai perjalanan kami dalam ekspedisi jelajah situs budaya dan sejarah yang terdapat di Gunung Pawitra atau Penanggungan Via jalur pendakian pertitraan Jolotundo. Pada akhir bulan ini kami memang menjadwalkan diri untuk mengunjungi Gunung Pawitra, selain untuk merefresh kembali otak yang terus menerus dipaksa untuk bekerja sehari-hari, kami juga ingin napak tilas jejak sejarah dan budaya yang ada di Gunung Pawitra Via Jolotundo ini. Dikarenakan jika hanya mendaki, monyet juga mendaki. Maka dari itu agar tidak terkesan hanya sekedar mendaki, kami merencanakan pendakian ini untuk bisa mengenal berbagai situs yang terdapat di sepanjang jalur pendakian dan juga mengakrabkan diri dengan Alam dan jejak leluhur Nusantara Kuno melalui bangunan Candi yang jika ditelisik bercorak Budha Siwa, yang merupakan kepercayaan yang dianut oleh kerajaan Majapahit pada saat itu.
Petunjuk Arah Jalur Pendakian
Ada sekitar 23 situs yang dapat dijangkau melalui jalur pendakian Via Jolotundo ini. Namun menurut penuturan Pak Didik yang merupakan pemerhati dan relawan jalur pendakian via Jolotundo ini ada lebih dari 23 situs yang sebagiannya sudah menyatu dengan tanah dan tertutup oleh rerumputan. Namun dalam perjalanan ini kami hanya akan menjelajahi situs yang bisa kami jangkau dalam perjalanan naik ke Puncak Pawitra hingga turun lagi ke pos pendakian Jolotundo. Hal tersebut dikarenakan tidak semua situs berada dalam lintasan jalur yang sama, sehingga akan membutuhkan waktu yang lebih lama, mengingat waktu kami juga terbatas sehingga kami upayakan untuk mengunjungi situs yang mudah dijangkau saja.
Candi Bayi
Perjalanan ini kami awali dari Kota Surabaya pukul 03.00 WIB dini hari dengan kendaraan bermotor menuju pos Pendakian Jolotundo. Pos pendakian Jolotundo sudah bisa diakses melalui GPS di ponsel sehingga memudahkan siapapun untuk mengunjunginya. Ada bermacam-macam tujuan orang pergi ke Jolotundo, mulai dari mandi atau berendam, mengambil air suci, mendaki Gunung, dan lain sebagainya. Secara administratif pos Pendakian Jolotundo ini masuk dalam kawasan Kabupaten Mojokerjo Jawa Timur. Sehingga dari Surabaya dengan mudah bisa melalui jalur ke arah Krian – Mojosari lalu dilanjutkan melalui jalanan pedesaan hingga sampai ke pertitraan Jolotundo.
Candi Putri
Sebelumnya kawasan wisata alam Jolotundo hanya menyediakan karcis untuk masuk ke pemandian saja, dan untuk pendakiannya masih dibebaskan dan belum dikoordinir dengan baik. Akan tetapi berkat usaha dan kerjasama antara masyarakat, relawan, dan pihak yang berwenang, sekarang pos pendakian Jolotundo sudah berkembang dan dikelola dengan baik. Menurut pak Didik dan para relawan yang lain, kabarnya pos pendakian dan pengelolaan serta pemeliharaan jalur pendakian Jolotundo ini akan terus dikembangkan, mengingat terdapat potensi wisata sejarah yang harus diketahui oleh banyak lapisan masyarakat. Untuk biaya registrasinya hanya Rp. 10.000 per orang untuk sekali masuk. Sedangkan untuk parkirnya ditarik sebesar Rp. 5000 per kendaraan roda dua.
Candi Pura
Syahdan kami mulai mendaki pukul setengah 6 pagi atau tepat selepas subuh. Untuk jalur pendakian via Jolotundo ini banyak sekali percabangan sehingga harus waspada dan berhati-hati. Akan tetapi tenang saja dikarenakan pada saat registrasi kita akan diberikan peta jalur pendakian ke Puncak Gunung Pawitra dan Gunung Bekel lengkap dengan keterangan dan posisi situs berada.
Candi Gentong
Dari pos pendakian Jolotundo terdapat dua percabangan jalur, jika mengambil ke arah kiri akan melewati Candi Kursi – Candi Kama II – Candi Kama III – Candi Kendalisodo – Puncak Bekel – Candi Naga – Candi Pendowo – Candi Yudha lalu bertemu di Candi Sinta. Sedangkan apabila mengambil jalur ke arah kanan akan melewati Candi Bayi – Candi Putri – Candi Pura – Candi Gentong – Candi Sinta.
Candi Sinta
Candi Sinta merupakan tempat pertemuan kedua jalur ini, sebelum menuju Puncak terdapat dua percabangan jalur untuk menuju Puncak Pawitra, jika mengambil ke arah kiri akan langsung menuju puncak dengan kemiringan jalur sekitar 80 derajat sehingga kerapkali disebut dengan tanjakan putus asa, apabila melewati jalur ini kita harus mempersiapkan energi yang lebih dikarenakan sudah tidak ada lagi pos atau candi sebelum puncak. Sedangkan apabila mengambil ke arah kanan setelah Candi Sinta kita akan melewati Candi Carik yang merupakan pertemuan jalur dari Kedung Kudi. Dari Candi Carik kita akan melewati Candi Lurah – Candi Siwa – Candi Guru – Candi Wisnu – Candi Kama IV – Goa – kemudian sampailah ke Puncak Pawitra.
Candi Carik
Lantas kami memilih jalur ke kanan melintasi Candi Bayi, untuk sampai Candi Bayi kami membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 40 menit dengan berjalan normal tanpa berhenti. Jalur antara Pos Pendakian menuju Candi Bayi akan melewati hutan yang sebagiannya terdapat perkebunan warga, selain itu juga akan menemui persimpangan jalur dari arah Kedung Kudi. Di Candi Bayi ini kami memutuskan berhenti sejenak untuk sarapan. Di sekitar Candi Bayi ini juga terdapat tempat yang sangat nyaman digunakan untuk ngecamp dengan suguhan view yang juga memukau.
Candi Kama IV
Selesai sarapan lantas kami melanjutkan perjalanan dengan menyebrangi curah Watu Talang untuk sampai ke Candi berikutnya yaitu Candi Putri. Untuk sampai ke Candi Putri ini kami membutuhkan waktu sekitar 23 menit saja dengan medan tanah berbatu dengan sedikit menanjak. Dari Candi Putri perjalanan dilanjutkan menuju Candi Pura, untuk sampai Candi Pura ini kami membutuhkan waktu sekitar 7 menit saja. Di Candi Pura ini terdapat persimpangan jalan yang apabila lurus menuju puncak dan ke kiri menuju Puncak Gunung Bekel. Dari Candi Pura ini perjalanan dilanjutkan menuju Candi Gentong, untuk sampai Candi Gentong ini kami membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit saja dengan kondisi vegetasi lumayan rapat. Sampai di Candi Gentong perjalanan dilanjutkan ke Candi Sinta yang merupakan titik temu dari jalur lainnya. Untuk sampai di Candi Sinta ini kami membutuhkan waktu kurang lebih 2 menit saja.
Goa Sebelum Puncak Pawitra
Dari atas Candi Sinta ini apabila berbelok ke arah kiri dan lurus terus kita akan menemukan Candi Wayang dan Situs Gajah Mungkur. Akan tetapi kami memilih untuk mengambil jalur ke arah kanan dengan menyebrangi curah untuk sampai ke Candi Carik. Untuk sampai ke Candi Carik ini membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Candi Carik ini merupakan pertemuan jalur dari Kedung Kudi untuk sampai ke arah Puncak Pawitra. Sekitar 5 menit dari Candi Carik sampailah kami di Candi Lurah, bangunan Candi ini terlihat masih bagus dan kokoh dan lumayan luas dibandingkan candi-candi sebelumnya. Dari Candi Lurah perjalanan dilanjutkan ke Candi Siwa dengan waktu tempuh kurang lebih 7 menit. Dari Candi Siwa kurang lebih sekitar 4 menit kemudian sampailah kami ke Candi Guru yang konon juga sering disebut dengan Candi Budha. Dari Candi Guru ini perjalanan dilanjutkan ke Candi Wisnu dengan waktu tempuh kurang lebih 7 menit saja. Setelah Candi Wisnu terdapat sebuah Candi Kama IV di sebelah kiri jalur, namun Candi ini tidak begitu jelas dikarenakan tampak menyatu dengan tanah dan tertutup rerumputan.
Goa di Kawasan Puncak Pawitra
Tak lama kemudian sampailah kami di Goa yang merupakan pos terakhir sebelum summit ke Puncak Pawitra. Goa ini merupakan favorit bagi para pendaki maupun peziarah yang tidak membawa tenda, selain itu goa ini juga biasa digunakan ritus oleh sebagain orang. Dari Goa menuju Puncak jalanan menanjak diselimuti oleh bebatuan hampir mirip dengan summit ke Puncak Mahameru. Benar saja menurut cerita mitologi Puncak Pawitra merupakan Puncak Mahameru yang dipindahkan, sehingga kini Puncak Pawitra dikenal dengan miniatur Semeru. Sekitar kurang lebih 32 menit sampailah kami di Puncak Pawitra. Di sekitar Puncak Pawitra ini juga terdapat sebuah Goa dan Makam Syeh Ahmad Shayadi yang juga banyak diziarahi.
Makam Syeh Ahmad Shayadi
Rincian Detail Perjalanan*
Surabaya – Jolotundo : 2 Jam
Pos Jolotundo – Candi Bayi : 40 Menit
Candi Bayi – Candi Putri : 23 Menit
Candi Putri – Candi Pura : 7 Menit
Candi Pura – Candi Gentong : 5 Menit
Candi Gentong – Candi Sinta : 2 Menit
Candi Sinta – Candi Carik : 10 Menit
Candi Carik – Candi Lurah : 5 Menit
Candi Lurah – Candi Siwa : 7 Menit
Candi Siwa – Candi Guru : 4 Menit
Candi Guru – Candi Wisnu : 7 Menit
Candi Wisnu – Goa : 33 Menit
Goa – Puncak Pawitra : 32 Menit
*NB : Waktu tempuh kondisional dan situasional tergantung kondisi fisik masing-masing pendaki dan kondisi cuaca.
Suasana Puncak Pawitra
Mungkin itu saja sedikit cerita yang bisa kami bagikan semoga bisa menginformasi serta menginspirasi kawan-kawan semua.
#SalamLestari

           

2 Responses to "Pendakian dan Napak Tilas Situs Gunung Pawitra Via Jolotundo"

  1. menarik.
    Pos Perijinan Pendakian disebelah mana ya? boleh diinfokan detail? Jika berkenan bisa balas ke email saya masgathut@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sudah berkunjung dan membaca, untuk pos pendakiannya bisa searching di map dengan kata kunci "jolotundo" atau "pemandian jolotundo" terimakasih, salam!

      Hapus

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel