-->

Sosok Kekeyi dan Perjuangan Melawan Stereotip

fikriamiruddin.com - Kekeyi, tidak bisa tidak. Sosok ini memang cukup menarik dan layak diperbincangkan. Parasnya yang imut, lucu dan menggemaskan selalu menarik minat netizen untuk berlomba memuji, mendukung, dan bahkan tak jarang banyak pula yang mengata-ngatai. Namun, dalam sosok ini tersimpan semangat pergerakan dan perlawanan yang seakan-akan disembunyikan dari kepopulerannya.
Sosok Kekeyi dan Perjuangan Melawan Stereotip

Ya, wanita dengan nama lengkap Rahmawati Kekeyi Putri Cantikka ini seakan tak pernah lolos dari perhatian publik. Bahkan, kebanyakan netizen sulit untuk mengenali perasaannya pada Kekeyi, dibilang benci tapi cinta, dibilang sayang tapi benci, dan seterusnya.

Terlahir menjadi seorang Kekeyi tentu bukan sebuah pilihan. Hal tersebut lantaran tak seorang pun yang sanggup urun rembuk dengan Gusti-Nya terkait dengan desain dan jalan cerita hidup yang akan dilalui. Kita tak pernah meminta untuk dilahirkan, begitupun terlahir dari rahim siapa? Suku, ras, atau agama apa? Namun, kenyataannya kita terlahir dengan bentuk tubuh dan desain wajah yang tidak pernah kita duga-duga.

Tentu saja yang harus dilakukan adalah bersyukur, menerima, dan berani menjalani hidup. Lantaran semua ini sudah kadung, dan nggak mungkin bisa diputar kembali, atau urun desain sekalipun.

Baca Juga: Islam Aswaja dan Feminisme

Hal tersebutlah yang kemudian dilakukan oleh Kekeyi. Dirinya sudah meneladankan bahwa kita harus bersyukur, tabah, dan menerima apa yang sudah digariskan oleh Sang Pencipta. Kita tidak bisa menolaknya, sebab dengan menolak sama halnya kita menyakiti diri sendiri. Sosok Kekeyi memang patut diapresiasi, apalagi dalam hal penerimaan diri.

Penerimaan diri yang berhasil dilakukan oleh Kekeyi tentu tidaklah mudah, ada saja orang yang selalu julid, yang setiap harinya rajin mengata-ngatai dan mempermasalahkan diri dan kehidupannya. Mungkin, secara fisik Kekeyi memang tidak terlahir dalam wujud yang maaf, dapat dibilang tidak sempurna. Namun, kita tak pernah tau capaian-capaian rohani dan perjalanan jiwanya, bisa jadi perwujudan jiwa Kekeyi lebih baik ketimbang diri kita?

Baik, dalam kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai pergerakan dan perlawanan bawah tanah yang dilakukan oleh Kekeyi. Tidak bisa tidak, mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa Kekeyi cukup berjasa dalam hal kesetaraan dan pelurusan bias gender dalam budaya masyarakat patriarki. Terkait dengan hal tersebut, saya akan mengulasnya lebih lengkap sebagai berikut:

Satu: Melawan Stereotip Bahwa Untuk Menjadi Populer Harus Cantik

Di era digital seperti sekarang ini banyak sekali dijumpai entah di Twitter, Instagram, You Tube, dan lainnya. Bahwa untuk menjadi populer, wanita itu butuh kecantikan dan sesuatu yang enak dipandang. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan akun milik wanita-wanita di Instagram, kebanyakan dari mereka yang menjadi selebgram, populer, dan mempunyai banyak pengikut adalah mereka yang berparas cantik.

Sehingga hal tersebut lantas menjadikan stereotip  dalam masyarakat bahwa untuk menjadi populer, seorang wanita harus berparas cantik. Dengan kemunculan Kekeyi, seakan-akan stereotip ini lama-kelamaan akan memudar. Dengan eksistensi Kekeyi, tentu publik kemudian akan berasumsi bahwa menjadi populer wanita itu tak hanya cukup bermodal cantik, namun, perlu skill yang mendukung.

Dua: Melawan Stereotip Bahwa Menjadi Perempuan Harus Bertubuh Seksi

Banyak di antara kaum Hawa, yang mempersoalkan bentuk tubuhnya, dari mulai terlalu kurus, terlalu gendut, bahkan tidak berbentuk sekalipun, ini bisa dicek! Konstruksi sosial yang beredar di masyarakat adalah menjadi perempuan itu harus memiliki bentuk tubuh yang seksi, sehingga bisa menyenangkan suaminya, atau bahkan sekedar memberikan kegembiraan bagi siapa saja yang memandangnya.

Namun, hal ini dibantah dengan keberadaan Kekeyi. Dirinya begitu bangga dan percaya diri dengan bentuk fisiknya. Bermodal penerimaan diri inilah akhirnya justru Kekeyi banyak dikenal. Penerimaan diri inilah kemudian yang sebaiknya diteladani oleh para kaum perempuan, dengan menerima diri berikut dengan kenyataannya tentu hal ini lambat laun akan mendobrak stereotip yang selama ini sudah terbangun di masyarakat.

Baca Juga: Peran Gender dalam Keluarga

Tiga: Melawan Stereotip Bahwa Perempuan Harus Berkulit Putih dan Mulus

Kita bisa melihat di iklan-iklan yang beredar di televisi atau salon kecantikan. Kebanyakan mereka yang “laku” dan wajahnya terpampang dalam iklan-iklan tersebut adalah perempuan yang berkulit putih dan mulus. Hal inilah kemudian yang mendorong banyak bermunculan produk kecantikan seperti pemutih wajah, pemulus kulit, penghilang bekas luka, dan lain sebagainya. Padahal dalam hidup sebenarnya perempuan tidak butuh semua itu.

Terlahir menjadi perempuan berkulit hitam, sawo mentah, sawo matang, kuning langsat, dan lain sebagainya adalah sebuah keniscayaan. Kita tidak bisa request untuk terlahir berkulit putih bersih mulus seperti beras, atau bahkan bening sekalipun sampai terlihat urat-uratnya. Kekeyi memberikan contoh kepada kita, lagi-lagi kita harus menerima diri bahwa ini kenyataan yang harus kita hadapi, dan melawan stereotip yang telah lama terbangun.

Empat: Menyuarakan Kebebasan Berekspresi dan Bebas Menentukan Pilihan

Kebebasan berekspresi tentu sangat penting sekali dalam hal eksistensi manusia hidup di dunia, apalagi di dunia maya. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa banyak di antara kita yang malu berekspresi karena takut dinilai orang lain. Dalam konteks perempuan, terutama dalam hal memilih pasangan hidup, banyak sekali dipengaruhi faktor yang ada di luar diri aktor tersebut.

Akibatnya mereka menjalani kehidupan dengan tertekan dan tak sesuai dengan yang diingkinkan. Akibatnya banyak dari mereka yang melarikan diri, bercerai, dan bahkan bunuh diri. Sosok Kekeyi mengingatkan para perempuan bahwa, dalam kondisi fisik apapun kita harus tetap bebas berekspresi, seperti yang dilakukan Kekeyi yang eksis di tik-tok, Instragram, dan media lainnya.

Selain itu, Kekeyi bebas memilih siapa pasangannya. Meskipun banyak juga publik yang seakan tak terima, mengejek, dan bahkan menganggapnya setingan. Tapi, secara fakta sosial itu ada dan nyata, entah itu setingan atau modus yang lain itu urusan Kekeyi dan pasangannya.

Kata mbak Najwa “Cantik itu berani punya mimpi dan ambisi serta juga kemurahan hati dan empati. Sebab perempuan memang bukan pemandangan, dan kecantikan bukan untuk diperlombakan.”

Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Pengalaman Saya Jadi Korban Penipuan Berkedok Brand Ambassador Via Email. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.

0 Response to "Sosok Kekeyi dan Perjuangan Melawan Stereotip"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel