-->

Tips Meminimalisir Sampah Saat Mendaki Gunung

fikriamiruddin.com - Dalam hal ini sebaiknya kita selalu mempertimbangkan prinsip “jangan meninggalkan apapun kecuali jejak” sebagai tantangan tersendiri untuk membawa pulang kembali semua yang kita bawa masuk ke hutan atau gunung. Tak peduli dengan cara apa kita melakukan perjalanan, entah berjalan kaki, mobil atau kapal. Bungkuslah semua sampah kita kemudian buanglah pada tempat sampah atau tong sampah yang sudah disediakan.

Alangkah lebih baik jika kita juga mau mengambil sampah yang kita temukan di sepanjang penjalanan mendaki gunung dan membiarkan tanah serta air tetap bersih saat menemukannya. Berikut ini beberapa tips untuk meminimalisir sampah saat mendaki gunung di antaranya:
Tips Meminimalisir Sampah Saat Mendaki Gunung

1. Kurangi Sampah di Awal Perjalanan

Sebelum berangkat sebaiknya bungkus ulang makanan kita ke dalam kontainer pakai ulang, seperti halnya kantong plastik. Buanglah segala bentuk bungkusan yang akan menambah berat dan kemungkinan menyebabkan sampah. Langkah ini merupakan sebuah bentuk latihan untuk mengurangi sampah yang dengan tidak dengaja kita hasilkan di perjalanan mendaki gunung.

Oleh karena itu, sampah kecil seperti halnya bungkus permen atau bungkus coklat dapat terbuang tanpa sengaja dari kantong sehingga menyebabkan sampah. Buanglah bungkus permen dan simpan permen dalam kantong plastik atau wadah lainnya.

2. Buang Sampah dan Kotoran dengan Benar

Sampah yang bukan sampah organik seperti bungkusan sebaiknya dibuang terlebih dahulu di rumah. Membakar sampah sangat tidak disarankan karena sampah terkadang banyak mengandung plastik dan foil serta sangat susah dibakar sampai habis. Puntung rokok adalah sampah dan juga dapat menyebabkan bahaya kebakaran selama musim kemarau. Jika kita perokok, ingatlah untuk benar-benar memadamkan putung rokok.

Selain itu sebaiknya bawalah keluar hutan bersama kita. Puntung rokok bersama dengan sampah lainnya yang ditemukandi sepanjang perjalanan. Bisa juga ditaruh di dalam kantong plastik kecil dan masukkan ke dalam kantong ransel kita hingga menemukan tempat sampah di luar hutan atau sebaiknya bawalah sampai pulang kembali ke rumah.

3. Rencanakan dan Siapkan Makanan Secermat Mungkin

Untuk dapat membatasi sampah atau makanan yang kemungkinan terbuang. Semua bungkus makanan termasuk pernak-pernik bungkusan lainnya, harus dibungkus dalam kantong plastik, dibawa keluar dari hutan dan dibuang di tempat sampah. Jika perjalanan pulang atau kembali melewati jalur yang sama, kita dapat meninggalkan terlebih dahulu sampah yang telah dibungkus rapi.

Dalam stiuasi seperti ini, sebaiknya kita meninggalkan makanan yang akan kita makan sewaktu pulang di tempat kita akan menginap dan usahakan untuk menyimpannya jauh dari jangkauan hewan serta terbungkus rapi. Jangan lupa untuk mengambilnya ketika akan pulang. Membawa makanan bolak-balik sama artinya dengan membawa sampah atau bungkus dan lainnnya bolak-balik.

Baca Juga: Tips Mengunjungi Hutan Hujan Tropis yang Masih Alami

4. Hindari Membakar atau Menimbun Makanan

Oleh karena api unggun kadang-kadang tidak membakar sepenuhnya, membakar sisa makanan tidaklah efektif. Demikian juga dengan mengubur sisa makanan yang dapat menarik hewan untuk menggalinya. Terkadang ada beberapa makanan kita yang bukan makanan untuk hewan. Demi kesehatan hewan liar, jangan mengubur sisa makanan atau bungkus makanan di alam bebas.

5. Buanglah Kotoran dengan Benar

Manusia menghasilkan brmacam-macam tipe kotoran yang tentunya akan sangat sulit untuk dibungkus dan harus dibuang dengan sebaik mungkin. Misalnya kotoran manusia dan limbah air dari memasak dan mencuci. Kotoran manusia harus dibuang dengan benar untuk dapat menghindari polusi pada sumber air, penyebaran penyakit, atau pengalaman yang tidak menyenangkan pada orang lain di belakang kita.

Jika ditemukan adanya toilet, maka sebaiknya gunakanlah fasilitas yang tersedia tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membuang kotoran manusia di antaranya hindari mencemari sumber air, hindari kontak dengan serangga dan binatang, maksimal, breakdown dan minimalkan kemungkinan dari dampak sosial. Catholes adalah cara yang selalu digunakan dalam pembuangan kotoran manusia saat toilet atau kakus tidak tersedia.

Lubang ini sebaiknya berada jauh dari sumber air, jalan setapak, camp site dan daerah yang mungkin akan dilewati oleh aliran air hujan. Sebagai petunjuk umum, gali lubang dengan jarak 20 meter dari jenis-jenis lokasi di atas. Tempat ini haruslah tersembunyi dari lalu-lalang manusia. Lubang ini juga harus berjauhan satu sama lain. Sehingga alangkah baiknya mencari dengan cermat lokasi pembuangan ini selama perjalanan kita.

Untuk penampungan yang cukup terhadap kotoran manusia dalam lubang ini, pilihlah tempat yang berupa tanah atau humus organik. Tempat seperti ini lebih dianjurkan daripada tempat yang berpasir. Galilah lubang kira-kira sedalam 20cm dan lebar 15cm. Berhati-hatilah untuk jangan sampai merusak akar pohon sewaktu menggali. Untuk penutup lubang, tutup lagi dengan tanah galiannya dan buatlah tersamar dengan menutup atasnya dengan bahan-bahan alami.

Baca Juga: Jangan Meninggalkan Apapun Kecuali Jejak

Jika kemungkinan anggota grup kita tidak bisa melakukannya di lubang tersebut (misalnya anak kecil) maka sebaiknya kita memilih lokasi yang mempunyai sarana toilet atau kakus. Hindarilah membuang kotoran ke dalam sungai atau aliran sungai. Menutupi kotoran dengan batu juga bukan penyelesaian yang baik. Penanganan yang buruk terhadap lubang kotoran akan menyebabkan kemungkinan ditemukan oleh pengunjung lain.

Selain itu, menutup lubang dengan batu akan menjadikan proses pembusukan dan penghancuran kotoran berjalan lama dikarenakan terbatasnya kelembaban dan panas. Untuk air seni (urine) hanya mempunyai sedikit efek pada tumbuhan atau lahan dan sedikit saja ancamannya kepada kesehatan manusia. Sebagai bentuk adanya sedikit perhatian pada pengunjung lain, saat buang air kecil menjauhlah dari orang lain, jalan setapak, dan area basecamp.

Menuangkan air di atas air seni dapat mengurangi baunya. Sedangkan untuk penggunaan toilet paper gunakanlah yang non perfume. Toilet paper adalah sampah dan bungkuslah dengan plastik untuk menghilangkan baunya. Mengubur toilet paper masih lebih baik ketimbang membiarkannya tergeletak begitu saja di permukaan tanah. Akan tetapi, hal ini tidak disarankan karena toilet paper membutuhkan waktu yang lama untuk hancur saat dikubur.

Bahkan terkadang toilet paper tersebut akan muncul keluar atau digali dan dirobek-robek oleh hewan. Alternatif dari penggunaan toilet paper adalah menggunakan yang berbahan akrab lingkungan atau jika persediaan air cukup maka lebih baik menggunakan air.

6. Minimalisir Penggunaan Sabun dan Sisa Makanan

Untuk menghindari tercemarnya sumber air saat mencuci baju atau piring kita, sabun hendaknya tidak masuk ke dalam telaga atau sungai kecil. Jadi, gunakanlah dengan hati-hati dan hanya seperlunya. Jika mandi, basahilah badan terlebih dahulu. Kemudian saat hendak memakai sabun dan membilasa badan, lakukan jauh dari sumber air. Prosedur ini akan memfilter sabun dari air bilasan sebelum mencapai sumber air.

Saat mencuci baju, usahakanlah juga untuk menjauh dari sumber air. Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Cara Merencanakan Perjalanan Pendakian Gunung dengan Baik. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
#SalamLestari

0 Response to "Tips Meminimalisir Sampah Saat Mendaki Gunung"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel