-->

Jangan Meninggalkan Apapun Kecuali Jejak

fikriamiruddin.com - Dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang ingin menikmati keindahan dengan berekreasi ke alam bebas termasuk dalam pendakian gunung, maka ini juga meningkatkan tanda serta bekas yang mereka tinggalkan pada lingkungan dan alam sekitarnya pun ikut meningkat. Polusi air, sampah dan gangguan terhadap tumbuh-tumbuhan, kehidupan rimba dan juga pengunjung lainnya, semuanya merupakan indikator akan kebutuhan dikembangkannya sebuah kode etik untuk melindungi daerah yang dikunjungi agar tetap alami dan lestari.
Jangan Meninggalkan Apapun Kecuali Jejak

Prinsip jangan meninggalkan apapun kecuali jejak ini awalnya adalah pendidikan yang dirancang dan dikembangkan oleh NOLS (National Outdoor Leadership School) sebuah badan swasta yang bergerak dibidang pendidikan kegiatan alam bebas di Amerika Serikat. Program ini ditujukan untuk memperkecil dampak sosial dan dampak lingkungan dalam sebuah daerah dan didasarkan pada beberapa prinsip sebagai berikut:

- Perencanaan di muka dan persiapan

- Berkemah dan berpergian di atas permukaan tanah yang tahan dan awet

- Berkemaslah luar dan dalam (tidak hanya barang di ransel kita saja)

- Bungkuslah kotoran dengan benar

- Biarkan apa yang kita temukan

- Minimalkan penggunaan dan akibat api unggun

- Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan

Prinsip jangan meninggalkan apapun kecuali jejak ini lebih bergantung pada sikap dan kesadaran dibandingkan pada peraturan di atas dan aturan spesifik lainnya. Akibat minimum perjalanan dan berkemah harus fleksibel serta terpatri dengan pertimbangan dan pengalaman. Keterampilan ini dirancang untuk hutan tujan tropis di Amerika Latin. Konsep dasarnya berlaku pada hampir semua daerah hutan hujan lainnya, dan dapat juga digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan petunjuk pada daerah lokal masing-masing.

Variabel-variabel seperti jenis lahan, tumbuh-tumbuhan, kehidupan rimba, tanah lapang dan jumlah serta jenis penggunaan suatu areal perlu dipertimbangkan ketika menentukan teknik tidak meninggalkan apapun kecuali jejak mana yang diterapkan. Prinsip ini direkomendasikan sebagai tuntunan untuk meminimalkan bekas-bekas kehadiran kita di keindahan alam bebas serta daerah yang dilindungi di hutan hujan tropis.
Perjalanan kita bahkan akan lebih menyenangkan jika kita juga turut serta dalam memelihara daerah liar untuk generasi selanjutnya. Prinsip ini juga mendukung aturan pemerintah atau nonpemerintah setempat dalam hal melindungi daerah yang dilindungi. Sehingga perlu sekali mencari dan mempelajari peraturan daerah yang akan dikunjungi sebelum kita memulai sebuah perjalanan.

Baca Juga: Pengertian Survival dalam Kegiatan Alam Bebas

Membiarkan Apa yang Kita Temui

Orang-orang datang ke alam bebas untuk menikmati kondisi alami dan pengalaman di lingkungan yang menghasilkan tantangan. Maka dalam hal ini berilah kesempatan pada mereka untuk merasakan kesendirian dan biarkan kehidupan liar sebagaimana saat menemukannya, seperti tumbuhan, batu karang, artefak arkeologi, dan objek menarik lainnya tanpa mengganggunya. Istilah populer untuk ini adalah “Jangan mengambil apapun kecuali gambar; Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak.”

Tinggalkan Lokasi dalam Keadaan Semula

Pelajarilah bentuk dan kondisi tempat tersebut saat kita sampai di sana. Jika kita memindahkan batu atau ranting, kembalikan ke posisi semula. Perhatikanlah, terkadang lokasi yang sudah ada merupakan tempat berkemah tradisional yang dimiliki oleh penduduk sekitar.

Hindari Merusak Tumbuhan dan Pepohonan

Tidak perlu mengubah bentuk pohon atau memendekkannya dengan gergaji, golok atau memasang kawat. Memotong dahan atau mengulitinya akan membuat bagian dalamnya terbuka terhadap serangga, yang kemungkinan akan merusak pohon tersebut. Begitu juga dengan bacokan pada pohon yang akan meninggalkan kerusakan permanen. Maka gunakanlah bahan yang lebar untuk mengikatkan suatu item pada dahan pohon. Dengan ini maka akan melindungi pohon tersebut.

Memetik bunga, daun atau tumbuhan yang dapat dimakan oleh seseorang terlihat sebagai sesuatu yang tidak membahayakan. Akan tetapi, bagaimana jika banyak orang yang melakukannya? Maka ini akan menimbulkan kerusakan substansial atau mempercepat kerusakan spesies yang memang sudah dalam keadaan bahaya kepunahan.

Anggrek dan lumut merupakan contoh tumbuhan hutan hujan tropis yang menjadi incaran oleh banyak kolektor amatir. Sehingga alangkah baiknya memelihara tumbuhan tersebut pada ekosistem asalnya dan hanya mengambil foto dan sketsa sebagai kenangan untuk dibawa pulang.

Biarkan Objek Natural dan Artefak Kebudayaan

Objek alami yang menarik dan indah, seperti kristal, kulit kerang, dan fosil hendaknya dibiarkan agar orang lain juga dapat menemukan dan menikmatinya. Etika yang sama juga berlaku untuk artefak kebudayaan, yang meliputi lukisan, kerajinan tangan, anak panah, perkakas, potongan barang tembikar, dan sisa-sisa struktural. Di banyak negara, artefak dilindungi oleh undang-undang. Upaya untuk menggali, mengganggu atau memindahkan apapun dari benda-benda tersebut dari tempat ditemukannya merupakan tindakan ilegal.

Lokasi arkeologi dan artefak kebudayaan biasanya disucikan oleh penduduk setempat. Hal ini juga membantu kita untuk memahami manusia dan sejarah alami yang mencakup efek penyakit, perubahan cuaca dan pergeseran populasi hewan. Gangguan pada artefak atau membawanya keluar dari lokasi ibarat merusak jalinan cerita yang sudah terangkai indah. Sehingga jangan pernah berkemah atau memasak di tempat-tempat seperti ini.

Hindari Mengganggu Hewan Liar

Lakukanlah perjalanan dengan tenag dan berikan tempat pada hewan. Mereka juga membutuhkan perasaan aman. Beberapa di antara mereka berada dalam bahaya kepunahan. Jangan makan, memancing, mengejar atau memaksa hewan untuk melarikan diri. Ini hanya akan membuat hewan susah untuk melanjutkan makan, minum, bahkan melakukan perkawinan dan kegiatan hidup lainnya. Ini juga akan membuat mereka keluar dari habitat yang mereka inginkan.

Jangan pernah mengganggu burung atau sarang hewan. Gunakan saja teropong atau lensa tele yang memungkinkan kita untuk mengambil foto atau menikmati mereka dari jauh. Jangan membunuh hewan, kecuali kita mempunyai izin untuk berburu, atau dalam keadaan survival. Membunuh hewan seperti ular dan kadal hanya dikarenakan rasa takut terhadap mereka hanya akan membuat kerusakan pada keseimbangan ekologi. Hewan ini tidak memburu manusia. Mereka tidak akan menyerang jika tidak merasa terganggu.

Baca Juga: Survival Kit yang Harus Dimiliki oleh Pendaki Gunung

Lindungi Air Bersih Saat Memancing

Jangan menggunakan bahan kimia atau dinamit untuk menangkap ikan. Kegiatan tersebut hanya akan mengakibatkan kerusakan permanen pada sungai dan aliran air. Jangan membunuh burung atau hewan kecil untuk dijadikan umpan. Jika kita memancing untuk kesenangan dan olahraga, pertimbangkanlah prinsip “tangkap dan lepaskan” untuk memelihara populasi ikan. Jika kita memancing untuk dimakan, tangkaplah hanya yang bisa dimakan atau tanpa menyiakannya. Baik memancing atau berburu, ikutilah aturan pemerintah lokal untuk aktivitas tersebut.

Hormati Hak Milik

Cegahlah pencurian dan vandalisme dengan mengunci mobil dan menyimpan peralatan kita di tempat yang tidak terlihat. Pastikan kita mempunyai izin sebelum melewati tempat pribadi dan selalu menutup setiap gerbang yang kita lewati (jika mempunyai pintu).

Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Pola Pencarian dalam Operasi SAR. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
#SalamLestari

0 Response to "Jangan Meninggalkan Apapun Kecuali Jejak"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel