-->

Aspek Outdoor Leadership yang Harus Diketahui Pendaki Gunung

fikriamiruddin.com - Leadership atau kepemimpinan adalah sebuah kualitas yang cukup misterius dan menjadi sebuah teka-teki sepanjang sejarah. Tidak semua orang memiliki kemampuan leadership, akan tetapi juga bukan suatu hal yang sulit untuk mempelajarinya. Dalam hal ini maka kita harus membentuknya dalam diri masing-masing. Meskipun demikian, kepemimpinan adalah hal yang pokok bagi seorang pegiat alam bebas (outdoors person) dikarenakan ekspedisi perjalanan melewati alam bebas harus membuat keputusan terkait suatu hal yang nyata. Tanpa sebuah kepemimpinan maka rute pendakian tidak akan tidak akan dapat ditentukan, grup tidak dapat diorganisasikan, suatu medan yang susah tidak dapat dilewati dan yang ketinggalan dengan grup tidak akan dapat di tolong.
Aspek Outdoor Leadership yang Harus Diketahui Pendaki Gunung

Kita semua mengetahui bahwasannya alam bebas adalah tempat yang cukup bagus sekali untuk mempelajari kepemimpinan (leadership). Adanya bahaya yang mengintai saat melakukan perjalanan di alam liar memaksa untuk orang-orang melakukan kerjasama untuk melewati hal-hal yang sulit. Keputusan yang baik dan kepemimpinan yang baik di alam bebas tentu akan mengasilkan sebuah pencapaian. Sebaliknya keputusan dan kepemimpinan yang jelek akan menghasilkan yang sebaliknya. Pada akhirnya kemudian sebab dan akibat biasanya terlihat dengan jelas. Hal lain yang dapat kita lihat adalah bahwa alam bebas merupakan tempat yang cocok untuk melatih kepemimpinan, dikarenakan banyaknya pelatihan manajemen yang dilakukan di alam bebas. Berikut adalah aspek-aspek yang perlu dibina oleh seorang pemimpin di alam bebas dan yang harus secara konstan dikembangkan, yaitu competence, self-awarenes, penilaian dan kemampuan memutuskan, toleransi pada kemalangan dan hal yang tak pasti, expedition behavior, dan komunikasi. Untuk penjelasan lebih detailnya akan dijelaskan di bawah ini:

1. Competence

Pemimpin dari sebuah grub perjalanan tidak harus orang yang jago dalam bidang penjat tebing, peta kompas atau sejenisnya. Seorang yang kompeten dengan kemampuan pengorganisasian, akan lebih efektif jika dijadikan pemimpin. Orang-orang akan menghargai kemampuan seorang pemimpin yang piawai dalam hal pengaturan, serta ahli dalam memilih keputusan pada saat yang darurat.

2. Self-Awareness

Dalam hal ini dengan melakukan mawas diri seorang pemimpin tentu akan memiliki prasangka, ketakutan, kekuatan dan kemampuan mempelajari dan juga begaimana semua kualitas tersebut mempengaruhi keputusannya. Pemimpin yang mengetahui dirinya sendiri dapat menyesuaikannya untuk membangun ciri kepemimpinan yang cocok dengannya. Mawas diri juga kan membuat seorang memimpin tanpa mencoba sesuatu yang tidak mampu ia lakukan.

3. Penilaian dan Kemampuan Memutuskan

Kemampuan dalam membuat keputusan yang berkualitas, keputusan yang berdasarkan penilaian yang baik, yang dapat dipakai serta aman dan dapat melindungi lingkungan dan dapat juga menyuseskan tujuan dalam perjalanan. Penilaian dalam hal ini adalah sesuatu yang dapat dipelajari. Dua orang yang mengalami suatu kejadian secara bersama akan menghasilkan dua hasil yang berbeda. Orang yang tidak dapat merefleksikan pengalamannya akan kehilangan kesempatan untuk mempelajari dan mengembangkan kemampuan penilaiannya. Orang tersebut akan membuat kesalahan yang sama secara terus-menerus dan tidak akan pernah mengembangkan kemampuan penilaiannya untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Orang yang mengambil waktu setelah melakukan sebuah kesalahan untuk memikirkannya lagi dan merefleksikannya sebagai suatu pelajaran dan mencari input dari luar menganainya akan mampu mengembangkan kemampuan penilaian yang baik secara tepat.

Membuat keputusan haruslah dapat merefleksikan mengapa keutusan tersebut dibuat. Kemampuan untuk memutuskan hal yang terbaik untuk grubnya, serta juga haru mampu mengambil keputusan secara cepat saat menghadapi suatu situasi yang kritis, seperti misalnya anggota grub yang terpisah dan tersesat.

4. Toleransi pada Kemalangan dan Hal yang Tidak Pasti

Dalam hal ini tentu saja sangat mudah sekali menjadi pemimpin saat berjalan melewati trail dengan matahari yang bersinar cerah, dan grup penuh dengan orang-orang yang berenergi penuh, serta semuanya dalam kondisi baik dan sehat. Akan tetapi, saat ada anggota yang tersesat di tengah lebatnya hutan, anggota lain yang kelelahan, dan cuaca berubah menjadi buruk, maka leadership atau kemampuan memimpin tidak akan dengan mudah muncul. Dalam keadaan seperti inilah kepemimpinan yang kuat sangat dibutuhkan. Saat orang merasa terancam dan tidak nyaman, secara alamiah mereka akan membutuhkan kepemimpinan yang kuat. Pemimpin dalam sebuah ekspedisi alam bebas tentu saja haruslah mempunyai mental yang telah disiapkan untuk berhadapan dengan kemalangan dan hal-hal ini yang tidak pasti pada setiap perjalanannya. Walaupun tidak mengetahui secara jelas penyelesaian suatu masalah, ia tetap berusaha mencari jalan keluar saat tersesat atau menangani darurat medis.

Dengan tetap tenang dan sikap penuh dengan pertimbangan merupakan sebuah penenang bagi anggota grub. Mungkin seorang pemimpin tidak mengetahui secara pasti di mana posisi mereke brada, akan tetapi ia bisa tetap memlihara kepercayaan anggotanya dengan mengakuinya dan memulai rencana untuk kembali ke jalur pendakian yang benar. Banyaknya pengalaman dengan hal-hal kemalangan, yang muncul dengan banyaknya pengalaman saat bertualang di alam bebas, tentu akan memberikan orang tersebut rasa percaya dari dan membuatnya lebih dapat bekerjasama dengan grupnya dan menyelesaikan masalah dengan segera.

5. Expedition Behavior

Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan dalam mendesain atau merencanakan sebuah perjalanan dengan baik dan terinci. Expedition behavior yang baik akan sangat penting bagi suatu efektivitas kepemimpinan.

6. Komunikasi

Pemimpin yang baik adalah komunikator yang juga baik. Untuk dapat memulai komunikasi yang baik, pemimpin harus memberitahukan grupnya apa yang dia harapkan dari grupnya, dan mengetahui apa yang dapat diharapkan oleh grupnya darinya. Selain itu cara penyampaian kepada anggota grup akan mempengaruhi feedback dari anggota grup.

Berikut ini langkah-langkah untuk Self-Leadership

- Bertanggungjawablah pada diri kita
- Bertanggungjawablah pada apa yang kita pelajari
- Tahu Resiko Perkataan
- Miliki apa yang kita katakan
- Jika perlu melakukan sesuatu, lakukanlah!
- Jika tidak ingat, tanyakanlah!
- Nikmati sekeliling kita
- Peliharalah rasa humor
- Bntulah orang lain untuk belajar dan sukses
- Berbaik hati
- Dorong semangat kita
- Terimalah kesalahan kita
- Jika ada hal yang tidak aman untuk grup kita, jangan dilakukan
- Parsitipasi dan observasi
- Belajarlah dari pengalaman.

Mungkin cukup sekian yang dapat kita bahas pada kesempatan kali ini, silahkan baca juga: Pentingnya Sosiologi Pedesaan dalam Pendakian Gunung. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
#SalamLestari

0 Response to "Aspek Outdoor Leadership yang Harus Diketahui Pendaki Gunung"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel