-->

Sikap Mental (Mentalitas) Orang Indonesia




fikriamiruddin.com - Sebagai bangsa Indonesia yang lahir di tanah ibu pertiwi dengan nenek moyang yang relatif sama yang meskipun dalam perkembangannya berkembang bermacam-macam suku bangsa, bahasa, dan budaya. Tetapi dalam hal itu masih banyak kesamaan pola pikir dan karakter yang menjadikan identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Hal itu diperkuat dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”, yang merupakan kalimat sakti sebagai pemersatu dari keanekaragaman bangsa Indonesia. Sebagai orang Indonesia sebaiknya kita harus paham mengenai jati diri kita sebagai bangsa Indonesia termasuk mentalitas (sikap mental) yang merupakan karakter yang terbentuk secara alamiah dari lahir. Meskipun demikian mentalitas tersebut ada yang baik dan tidak baik, ada yang sesuai dan tidak sesuai dengan kehendak masyarakat di sekitar kita. Tetapi mentalitas yang kurang baik tersebut dikemudian hari bisa dibentuk untuk lebih baik lagi. Berikut penulis paparkan beberapa tentang mentalitas orang Indonesia:

Pertama. Perlu diketahui bawasannya 84 persen penduduk Indonesia adalah orang desa, yang bermentalitas petani. Sedangkan sisanya 16 persen adalah orang kota yang bermentalitas pegawai (priayi). Sikap mental petani yang utama adalah sikap substensi, dalam artian bagi petani itu orang bekerja adalah untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup. Kalau kebutuhan hidup sudah terpenuhi maka orang tidak perlu kerja keras lagi. Sementara itu, mereka yang bermentalitas pegawai (priayi) menganggap bahwa tujuan dari bekerja adalah untuk mendapat kebahagiaan. Kebahagiaan ini dapat terwujud dalam berbagai hal misalnya, kedudukan yang tinggi, kekuasaan, dan kepemilikan lambang-lambang kekayaan, seperti rumah mewah, pakaian mewah, mobil yang mentereng, dan lain sebagainya.

Sikap mental yang baik adalah kalau orang itu bekerja dengan tujuan untuk mencari mutu, yaitu untuk meningkatkan kualitas dari hasil pekerjaanya. Orang haus untuk mencari sesuatu yang baru atau inovasi baru yang lebih baik dalam jaminan mutu. Dalam hal ini banyak dikenal dengan istilah mentalitas profesionalisme. Dengan sikap mental ini maka kemakmuran material pada para pengamat dan praktisinya akan mudah menyusul.

Kedua, sikap mental petani Indonesia dalam aspek waktu adalah sangat terbatas. Orientasi hidup petani di pedesaan ditentukan oleh keadaan masa kini. Petani hidup dan bekerja untuk mencukupi hidup hari ini. Kalau keperluan hidup hari ini sudah terpenuhi, maka orang tidak perlu lagi kerja keras. Sebaliknya, mentalitas pegawai (priayi) dalam aspek waktu banyak ditentukan oleh masa lampau. Orang priayi selalu mengenang masa lampau yang jaya, masa lampau yang tenteram, dan seterusnya

Sikap mental yang baik adalah sikap yang berorientasi ke masa depan. Orang harus melihat ke depan, merencanakan hidup, menuntut ilmu tinggi-tinggi, dan seterusnya. Sikap mental yang seperti ini akan mendorong orang hidup dengan rencana, gemar menabung dan hemat.


Ketiga, dalam sikap terhadap alam, petani Indonesia pada umumnya bersikap menyelaraskan dirinya dengan alam. Hidup harus sesuai kehendak alam. Jangan berlaku gegabah dengan alam. Jangan mengekploitasi alam semaunya. Sementara itu para priayi yang orang kota bersikap menggantungkan diri pada nasib. Mereka suka merenung memikirkan nasib, yang sewaktu-waktu mungkin baik dan sewaktu lain mungkin tidak baik. Jangan bermain dengan nasib. Hidup harus patuh pada nasib seperti air yang patuh mengalir mengikuti aliran sungai. Padahal sikap yang baik adalah di samping menyesuaikan diri dengan alam, dimana perlu manusia juga harus mampu menguasai alam, tapi tanpa merusak alam.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya akan selalu bergeser sesuai dengan pola pikir manusia serta diimbangi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka dari perkembangan tersebut munculah suatu sikap mental (mentalitas) baru. Muncul akibat pola hidup, perilaku serta keadaan yang terjadi pada masyarakat. Dalam hal ini sikap mental sangat penting sekali dalam kehidupan manusia. Karena dengan mentalitas (sikap mental) yang baik tentu kita secara otomatis akan memperoleh kualitas hidup yang baik juga. Dan sikap mental tersebut bisa berubah dan terbentuk sesuai dengan keadaan yang terjadi berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan lingkungan sekitar.

Mungkin itu yang bisa penulis paparkan, masih tahap belajar mohon dikoreksi apabila ada kesalahan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis perlukan untuk memperbaiki kualitas tulisan yang penulis bagikan. Semoga bermanfaat dan membantu bagi para pembaca sekalian.

Terima kasih.


0 Response to "Sikap Mental (Mentalitas) Orang Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel