-->

Mari Mempererat Kebhinnekaan dengan Cinta Rupiah!


fikriamiruddin.com - Semua orang Indonesia tentu sudah tidak asing lagi dengan namanya rupiah, bahkan setiap harinya mereka selalu berinteraksi dengan rupiah tersebut. Tetapi ada banyak hal yang kerapkali terabaikan oleh kita sebagai pengguna rupiah, mulai dari minimnya pengetahuan kita tentang bagaimana merawat uang tunai rupiah dengan baik, proses dalam pembuatan uang tunai rupiah, hingga hal-hal apa saja yang diperbolehkan serta dilarang dalam memperlakukan rupiah. Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, kemudian munculah sebuah gerakan cinta rupiah yang dipelopori oleh Bank sentral yaitu Bank Indonesia. Gerakan cinta rupiah ini diharapkan dapat mengoptimalisasi pengetahuan masyarakat mengenai rupiah, dan tentu saja menjadikan masyarakat Indonesia lebih peduli, menghargai, dan cinta terhadap rupiah.

Bank Indonesia melalui gerakan cinta rupiah ini setidaknya bisa menambah pengetahuan masyarakat mengenai rupiah tersebut dari proses pembuatan hingga pendistribusian rupiah ke berbagai penjuru tanah air. Dalam hal ini jargon yang dipakai oleh Bank Indonesia dalam gerakan cinta rupiah adalah “Cinta rupiah, Bela Negara, Tanpa Senjata”. Dari kalimat tersebut terlihat banyak sekali terkandung makna didalamnya, misalnya bisa ditafsirkan dengan sederhana bahwa di era millenial ini sudah bukan saatnya lagi bela negara menggunakan senjata, tapi lebih menggunakan gerakan-gerakan revolusi mental seperti gerakan cinta rupiah yang dipelopori oleh Bank sentral yaitu Bank Indonesia. Dari jargon tersebut saja kita sudah bisa memetik banyak pelajaran yang tentu saja dapat mengubah sudut pandang kita terhadap bela negara.

Jadi dalam gerakan cinta rupiah ini nantinya kita sebagai generasi penerus bangsa diharapkan bisa menjadi penggerak masyarakat untuk cinta rupiah. Untuk menggerakkan masyarakat tersebut tentu kita harus mengawalinya dari diri sendiri dengan mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk dalam memperlakukan uang tunai rupiah. Dalam hal ini pasti banyak diantara kita entah sengaja atau pun tidak memperlakukan uang tunai rupiah dengan seenaknya sendiri, misalnya menganggap uang kertas rupiah kita sebagai media berkreasi dengan melipat-lipatnya layaknya origami, berikutnya menganggapnya sebagai kanvas lukis yang dengan senang hati kita mencoret-coretnya, tetapi hal-hal semacam tadi pasti banyak dilakukan oleh orang-orang yang belum mengetahui makna dari uang rupiah. Jika kita termasuk orang yang memperlakukan rupiah sebagai media berkreasi, segeralah berpindah karena masih banyak media lain untuk menuangkan ide dan kreativitas kita di tempat yang tepat tentunya.

Kurangnya minat masyarakat kita untuk peduli dan mencintai uang tunai rupiah tersebut bisa dilihat dari beberapa kasus seperti halnya beredarnya uang tunai rupiah yang kondisinya sangat memprihatinkan seperti lecek, lusuh, kumal, dan banyak sekali lukisan atau coretan, sobek, tambalan, banyak lipatan, dan bolong. Tetapi di sisi lain sebagaian dari masyarakat kita jika menyimpan mata uang asing lebih baik dan lebih rapi ketimbang mata uang negaranya sendiri. Padahal rupiah tersebut sudah lama dikenal sebagai mata uang negara Indonesia yang tidak sembarangan dalam proses pembuatannya sehingga membutuhkan proses dan waktu yang sangat lama. Perlu kita ketahui bahwa rupiah adalah satu-satunya mata uang yang sah digunakan sebagai alat tukar di Indonesia. Dalam hal ini sudah bertahun-tahun lamanya rupiah menyapa penduduk dan keberagamannya di seluruh penjuru tanah air. Dalam proses transaksinya tentu terdapat banyak interaksi antara satu sama lain yang dapat mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan merawat dan menjaga kualitas rupiah kita sebagai generasi penerus bangsa secara tidak langsung akan menstabilkan keuangan negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa ke arah yang lebih maju.

Yang terpenting dari semua itu adalah dengan adanya rupiah ini kita bisa mempererat kebhinnekaan. Kenapa demikian? Karena setiap orang di penjuru tanah air pasti tahu dan kenal dengan rupiah, bahkan hari-harinya tidak lepas dengan namanya rupiah. Misalnya ketika kita berada di pasar, pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli, pasar juga tempat berkumpulnya orang dari berbagai latar belakang dengan tujuan yang sama yaitu transaksi jual beli dengan menggunakan rupiah. Dari transaksi ini banyak terjadi interaksi antara individu dengan individu bahkan individu dengan masyarakat. Dalam interaksi tersebut tentu tidak ada kepentingan lain selain rupiah. Karena rupiah merupakan alat tukar menukar satu-satunya yang sah di Indonesia maka rupiah tersebut bisa menjadi sarana untuk mempererat kebhinnekaan dalam berbagai keragaman yang ada di Negeri kita tercinta ini. Tak heran jika mungkin uang yang berada di dompet kita sekarang sudah pernah menelusuri seluruh penjuru tanah air bahkan sampai ke pulau-pulau kecil di daerah terpencil dan terluar Indonesia.

Jika kita mengingat kalimat sakti “Bhinneka Tunggal Ika” yang diartikan “berbeda-beda tetapi tetap satu jua” yang menjadi semboyan kita dalam menyatukan bangsa dengan berbagai perbedaan dan keanekaragaman yang didalamnya terdapat berbagai makna dan unsur pemersatu yang terkandung yaitu satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air Indonesia. Kata-kata tersebut mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, dan kata-kata tersebut terdapat dalam teks sumpah pemuda. Dalam hal ini terdapat satu unsur pemersatu yang kerapkali terlupakan bahkan terabaikan dan jarang sekali didengungkan yaitu satu mata uang dalam hal ini tentu saja “Rupiah”. Meskipun jarang terdengar unsur pemersatu yang satu ini mempunyai peranan sangat penting dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam menyatukan keberagaman yang ada. Maka dari itu dengan kita peduli dan lebih cinta terhadap rupiah, kita akan menjadi bangsa yang besar dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, serta tidak dapat terpecah belah karena terbentuk dalam satu kesatuan.

Oleh karena itu kita harus mempererat kebhinnekaan yang kuat diantara sesama bangsa Indonesia. Salah satunya melalui rupiah, karena rupiah sudah lama melekat pada kehidupan kita. Sehari-harinya kita sebagai bangsa Indonesia berusaha dan berkerja untuk mendapatkan rupiah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tanpa disadari pula banyak diantara kita saling kenal satu sama lain karena dipersatukan oleh rupiah. Dalam rupiah juga kita bisa tahu banyak hal diantaranya kita bisa lebih kenal dengan pahlawan nasional, menambah wawasan kita tentang budaya dan keberagaman Indonesia, dan juga lebih mengetahui pesona keindahan Indonesia yang menjadi daya tarik sendiri. Semua pengetahuan itu bisa kita dapatkan dari desain yang terdapat dalam uang rupiah. Dengan beragamnya manfaat rupiah tersebut sehingga patut kita jaga dan cintai dengan cara diantaranya dengan 5J yaitu jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi. Berikutnya bisa dengan cara-cara sederhana seperti menaruh pada tempat yang tepat, misalnya usahakan dompet yang kita pakai tersebut lipatan dan bentuknya sesuai dan tidak melukai uang rupiah tersebut. Kemudian bijak dalam penggunaanya seperti selalu menggunakan rupiah dalam setiap transaksi di dalam Negeri.

Sehingga dengan gerakan cinta rupiah bersama Bank Indonesia ini mari kita bangun kembali semangat persatuan dan kesatuan kita, kita kembalikan semangat patriotisme dan nasionalisme, serta mari kita gelorakan api semangat bela negara tanpa senjata dengan penuh keberanian dan tanpa keraguan. Mari kita bersama-sama mempererat kebhinnekaan dengan rupiah yang sudah sejak lama menjadi sarana pemersatu bangsa Indonesia. Mari kita wujudkan apa yang menjadi harapan seluruh masyarakat Indonesia agar kelak menjadi bangsa yang tumbuh pesat perekonomiannya, maju dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta disegani oleh bangsa-bangsa lain di seluruh penjuru dunia. Maka dari itu mari mempererat kebhinnekaan dengan gerakan cinta rupiah bersama Bank Indonesia, karena dengan bersama kita bisa! Aku, Kamu, Kita, Cinta Rupiah.
#SalamSobatRupiah

0 Response to "Mari Mempererat Kebhinnekaan dengan Cinta Rupiah!"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel